Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Junta Militer Gencatan Senjata, Indonesia Kirim 124 Ton Bantuan untuk Korban Gempa Myanmar

Kompas.com - 03/04/2025, 13:37 WIB
Nawir Arsyad Akbar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia kembali mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk korban gempa bumi di Myanmar sejumlah 124,7 ton atau senilai 1,26 juta dolar Amerika Serikat (USD).

Bantuan tersebut dikirimkan dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, ke Myanmar pada Kamis (3/4/2025).

Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono mengatakan, bantuan seberat 124,7 ton yang dikirimkan berupa obat-obatan, alat kesehatan, hingga makanan.

"Jumlah bantuan yang kita sampaikan (hari ini) kurang lebih ada 120 ton barang yang nilainya mencapai kurang lebih, 124 ton barang nilainya 1,2 juta USD," ujar Sugiono di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (3/4/2025).

Baca juga: Indonesia Kirim 2 Pesawat Kirim Bantuan untuk Korban Gempa Myanmar Hari Ini

Junta militer Myanmar sendiri telah mengumumkan gencatan senjata sementara, mengingat jumlah korban akibat gempa terus meningkat. Pemberlakuan gencatan senjata dimulai pada 2 hingga 22 April 2025 untuk mempermudah upaya bantuan pascagempa.

Sugiono menjelaskan bahwa tidak ada hambatan komunikasi antara Indonesia dengan Myanmar dalam pengiriman bantuan sejak 31 Maret 2025.

Termasuk tak ada hambatan koordinasi dengan negara Asia Tenggara atau ASEAN lainnya dalam mengirimkan bantuan kemanusiaan ke sana.

"Kita berkoordinasi dengan sangat baik, tadi saya sampaikan juga. Kementerian, seluruh Kementerian Luar Negeri ASEAN, kemarin sempat rapat koordinasi, termasuk juga dari perwakilan pemerintah Myanmar saat ini," ujar Sugiono.

Baca juga: Menlu Pastikan jika Ada WNI Jadi Korban Gempa Myanmar Akan Dipulangkan

Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 124,7 ton bantuan yang dikirimkan hari ini berupa susu protein, sosis siap saji, minyak goreng seberat 18.2 ton dari Kementerian Pertanian (Kementan).

Kemudian obat-obatan dan peralatan dengan berat 13,3 ton dan senilai Rp 5,5 miliar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk korban gempa bumi di Myanmar.

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) juga mengirimkan mengirimkan tenda, genset, alat kebersihan, sarung, selimut, dan terpal yang totalnya adalah 19,5 ton atau senilai Rp 2,4 miliar.

Palang Merah Indonesia (PMI) mengirimkan bantuan berupa body bag, sarung, selimut, terpal, alat kebersihan seberat 4,1 ton atau senilai Rp 880 juta.

Rumah Zakat mengirim kornet sapi dan rendang sapi seberat lima ton dengan nilai Rp 275 juta. Artha Graha Peduli mengirimkan air mineral, selimut, handuk, terpal, P3K, lampu LED, Kantong tidur dengan berat 4,5 ton dan nilai Rp 333 juta.

Selanjutnya, Human Initiative mengirimkan peralatan kebersihan seberat 200 kilogram dengan nilai Rp 10 juta. Maguwo Sakti mengirimkan popok bayi seberat 200 kilogram dengan nilai Rp 5 juta.

Kemudian, BNPB mengirimkan biskuit protein, makanan siap saji, baju, selimut, kasur, meja, jaket, matras, tenda, toilet portabel, lampu solar panel, peralatan dapur seberat 59,4 ton dengan nilai Rp 10,9 miliar.

Adapun tim pasukan yang terdiri dari BNPB dan Indonesia Search and Rescue (INASAR) sudah dikirim ke Myanmar pada 31 Maret 2025, untuk melakukan langkah-langkah yang sifatnya tanggap darurat.

Baca juga: Junta Myanmar Gencatan Senjata untuk Bantu Korban Gempa

Diketahui, gempa berkekuatan magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar pada Jumat, 28 Maret 2025. Gempa berpusat di Sagaing, dekat Kota Mandalay yang merupakan kota terbesar kedua di Myanmar.

Hingga Kamis (3/4/2025), korban meninggal dunia akibat gempa bumi mencapai sekira 3.000 jiwa dan 4.715 orang terluka.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau