Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adian Napitupulu: Pemerintah Jangan Salahkan Warga soal Gundulnya Tesso Nilo

Kompas.com - 02/07/2025, 19:34 WIB
Tria Sutrisna,
Danu Damarjati

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR RI mengingatkan pemerintah agar tidak serta-merta menyalahkan warga lokal atas kerusakan hutan di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Riau.

Wakil Ketua BAM DPR RI Adian Napitupulu menegaskan, masyarakat yang tinggal dan mengelola lahan di kawasan tersebut bukanlah pihak yang bertanggung jawab atas deforestasi masif di Tesso Nilo.

"Jadi jangan salahkan masyarakat begitu saja," kata Adian di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (2/7/2025).

Politikus PDI-P itu menilai penggundulan hutan justru lebih banyak disebabkan oleh aktivitas perusahaan besar yang memegang konsesi hutan.

"Kalau dari cerita itu, kayaknya yang gundulin (hutan) bukan masyarakat deh. Kayaknya yang gundulin itu pemegang HPH (Hak Pengusahaan Hutan), yang gundulin itu pemegang HTI (Hutan Tanaman Industri)," kata Adian.

Baca juga: Polemik Lahan TN Tesso Nilo, BAM DPR Minta Pemerintah Tak Abaikan Warga

Adian menyebut, terdapat sekitar 356.000 hektar hutan yang dikuasai pemegang HPH dan 156.000 hektar oleh pemegang HTI di sekitar kawasan Tesso Nilo.

Menurut perhitungan kasar, lanjut Adian, jika tiap hektar bisa menghasilkan 100 batang pohon, maka lebih dari 15 juta pohon diduga telah ditebang oleh perusahaan-perusahaan tersebut.

"Jalannya juga gede-gede banget katanya. Menurut masyarakat, ada yang 15 meter sampai 20 meter. Sementara masyarakat cuma punya motor, mobil pikap. Jalan selebar itu untuk kendaraan apa? Ya kendaraan besar, roda banyak," ujarnya.

Baca juga: Terancam Digusur, Warga Taman Nasional Tesso Nilo Mengadu ke DPR

Adian menyayangkan jika masyarakat yang dikambinghitamkan atas kondisi rusaknya kawasan hutan.

Padahal banyak di antara mereka datang ke lokasi atas dorongan pemerintah sendiri.

Dia mencontohkan adanya surat resmi Bupati Indragiri Hulu pada tahun 1998–1999 yang menunjuk pembentukan koperasi serta pembagian lahan dua hektar per kepala keluarga untuk ditanami kelapa sawit.

"Jadi keberadaan masyarakat di kawasan Tesso Nilo, khususnya di Indragiri Hulu, itu salah satunya karena bupati yang ngajak ke sana. Ada suratnya. Jadi jangan salahkan masyarakat begitu saja," tegas Adian.

Baca juga: Pemerintah Pulihkan 401 Hektare Lahan yang Ditanami Sawit di Tesso Nilo

Dia juga menekankan pentingnya penegakan hukum yang adil dan mengedepankan perlindungan hak warga dalam penertiban kawasan hutan.

Sebab, setiap langkah, seperti penyitaan atau relokasi, harus berdasar pada keputusan pengadilan, bukan keputusan sepihak dari aparat.

"Negara ini negara hukum. Semua harus berangkat dari keputusan pengadilan. Itu yang menunjukkan kita ini rechtsstaat, bukan machtstaat. Indonesia negara hukum, bukan negara kekuasaan," ucap Adian.

Sebelumnya, BAM DPR RI menerima audiensi dari sejumlah perwakilan warga Riau yang tergabung dalam Forum Masyarakat Korban Tata Kelola Pertanahan dan Kehutanan Riau.

Mereka mengadu karena terancam digusur dari lahan yang telah mereka kelola sejak 1998 secara legal dengan alasan telah masuk kawasan TNTN.

Ketua BAM Ahmad Heryawan menyatakan akan menindaklanjuti aduan tersebut dengan melakukan kunjungan lapangan ke Riau pada 10 Juli 2025, serta menggelar diskusi dengan kementerian dan lembaga terkait.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Kuota 30 Persen Perempuan di AKD, Ketua Komisi XIII: Kita Lebih Maju dari Amerika dan Uni Eropa
Kuota 30 Persen Perempuan di AKD, Ketua Komisi XIII: Kita Lebih Maju dari Amerika dan Uni Eropa
Nasional
Saat Partai Diuji, Mampukah Wujudkan 30 Persen Perempuan di Alat Kelengkapan DPR?
Saat Partai Diuji, Mampukah Wujudkan 30 Persen Perempuan di Alat Kelengkapan DPR?
Nasional
BGN Kembali Buka Pendaftaran SPPG untuk Program Makan Bergizi Gratis
BGN Kembali Buka Pendaftaran SPPG untuk Program Makan Bergizi Gratis
Nasional
Manuver Budi Arie Merapat ke Gerindra, Ada Peran Jokowi di Baliknya?
Manuver Budi Arie Merapat ke Gerindra, Ada Peran Jokowi di Baliknya?
Nasional
Ignasius Jonan Siap jika Diberi Jabatan oleh Prabowo: Kalau Saya Mampu...
Ignasius Jonan Siap jika Diberi Jabatan oleh Prabowo: Kalau Saya Mampu...
Nasional
Armand Maulana hingga Ariel Noah Adukan Keresahan Musisi ke Golkar, Dorong Transparansi Royalti
Armand Maulana hingga Ariel Noah Adukan Keresahan Musisi ke Golkar, Dorong Transparansi Royalti
Nasional
Pastikan Kualitas MBG, BGN Latih Ribuan Penjamah Makanan di NTT
Pastikan Kualitas MBG, BGN Latih Ribuan Penjamah Makanan di NTT
Nasional
Tantangan Nyata Keterwakilan Perempuan di Parlemen, Jumlahnya Naik tetapi Belum Ideal
Tantangan Nyata Keterwakilan Perempuan di Parlemen, Jumlahnya Naik tetapi Belum Ideal
Nasional
Bicara soal AI, Menko PMK: AI Itu seperti Pesawat, Risiko Kecelakaan Ada tapi...
Bicara soal AI, Menko PMK: AI Itu seperti Pesawat, Risiko Kecelakaan Ada tapi...
Nasional
Perjalanan Panjang Soeharto Menuju Gelar Pahlawan Nasional...
Perjalanan Panjang Soeharto Menuju Gelar Pahlawan Nasional...
Nasional
Eks KSAL soal Rencana Penambahan Koarmada Baru: Alutsistanya Disiapkan Dulu
Eks KSAL soal Rencana Penambahan Koarmada Baru: Alutsistanya Disiapkan Dulu
Nasional
Dalam Sidang, Eks Dirut PGN Bantah Terima Suap di Kasus Jual Beli Gas
Dalam Sidang, Eks Dirut PGN Bantah Terima Suap di Kasus Jual Beli Gas
Nasional
AHY Pastikan Pemerintah Hadir Selesaikan Polemik Utang Kereta Cepat Whoosh
AHY Pastikan Pemerintah Hadir Selesaikan Polemik Utang Kereta Cepat Whoosh
Nasional
Apa Pentingnya Keterwakilan Perempuan di Parlemen?
Apa Pentingnya Keterwakilan Perempuan di Parlemen?
Nasional
2 Jam Bertemu Prabowo, Ignasius Jonan Bantah Bahas Kereta Cepat
2 Jam Bertemu Prabowo, Ignasius Jonan Bantah Bahas Kereta Cepat
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau