JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar yakin kuota haji untuk Indonesia pada tahun 2026 mendatang tidak akan dikurangi oleh Arab Saudi. Apa dasar keyakinannya?
Nasaruddin lantas mengungkit pertemuan Presiden RI Prabowo Subianto dan Putra Mahkota-Perdana Menteri Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) beberapa waktu lalu, di mana keduanya sama-sama "berbunga-bunga".
"Kalau saya sih, saya sependapat dengan teman-teman bahwa insyaallah Indonesia ini tidak akan dikurangi kuotanya," ujar Nasaruddin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (10/7/2025) malam.
"Apalagi dengan kemarin pertemuan dengan Bapak Presiden dengan Raja Saudi itu senang, sama-sama berbunga-bunga. Jadi permohonan-permohonan dan permintaan-permintaan kedua belah pihak itu saling terpenuhi," sambungnya.
Baca juga: Prabowo Disambut Upacara Kehormatan Saat Tiba di Arab Saudi
Nasaruddin menjelaskan, ketika Prabowo dan MBS bertemu, mereka sama-sama serasi.
Dia yakin pikiran dari kedua sosok itu pasti sama pula.
Nasaruddin pun membeberkan bahwa pertemuan itu juga menghasilkan sejumlah kerja sama di bidang ekonomi.
"Iya banyak, ke depan itu ada kerja sama bidang ekonomi. Ya yang jelas bahwa kita akan ada kerja sama. Dan harapan-harapan kita kepada kerajaan Saudi itu terpenuhi. Dan itu sangat cair, sangat-sangat cair. Jadi masyaallah kita bersyukur lah," imbuh Nasaruddin.
Baca juga: Mimpi Prabowo Bangun Kampung Haji di Mekkah, Dapat Lampu Hijau dari Arab Saudi
Sebelumnya, Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) RI mengungkapkan alasan munculnya wacana pengurangan 50 persen kuota jemaah pada musim haji 2026.
Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) RI Dahnil Anzar menuturkan, wacana ini bermula dari sorotan otoritas Arab Saudi atas buruknya pelayanan ibadah haji Indonesia pada tahun ini.
"Melalui Deputi Kelembagaan dan Kerjasama Luar Negeri itu mereka menyampaikan bahwasannya tahun ini penyelenggaraan haji yang dikelola Indonesia dalam hal ini Kementerian Agama itu agak buruk," kata Dahnil di Kantor BP Haji Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (11/6/2025) malam.
"Nah itulah kemudian di Kementerian Haji dan Umrah menyatakan kepada Pak Kepala (BP Haji) bahwasannya ada wacana di Kementerian Haji dan Umrah untuk mengurangi kuota haji Indonesia 50 persen," sambungnya.
Dahnil mengakui bahwa wacana itu sempat membuat BP Haji terkejut.
Sebab, penyelenggara ibadah haji 2026 akan dipegang sepenuhnya oleh BP Haji.
BP Haji kemudian bernegosiasi dengan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi yang menyambut adanya harapan dengan manajemen baru.