Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

54 Kadet dari 21 Negara Bakal Dibaptis Jadi Pelaut di Atas KRI Bima Suci

Kompas.com - 05/08/2025, 12:22 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 54 peserta dari 21 negara akan mengikuti pelayaran bersama dalam program ASEAN Plus Cadet Sail (APCS) 2025 di atas kapal latih TNI Angkatan Laut (AL), KRI Bima Suci.

Selain menjadi ajang latihan bersama dan diplomasi pertahanan, pelayaran ini akan menghadirkan momen istimewa, yakni ritual mandi khatulistiwa sebagai simbol pembaptisan para kadet internasional menjadi pelaut sejati.

Upacara mandi khatulistiwa akan dilakukan saat KRI Bima Suci melintasi titik nol garis lintang di perairan Indonesia.

Baca juga: KRI Brawijaya-320 Buatan Italia Otw Tanah Air, TNI AL: Terima Kasih Pak Prabowo

"Di dalam mandi khatulistiwa ini kita akan membaptis mereka di perairan Indonesia. Di khatulistiwa, pada saat melintas di zero point khatulistiwa. Mereka akan dibaptis sebagai pelaut-pelaut dan mendapatkan sertifikasi mandi khatulistiwa dari Kepala Staf Angkatan Laut. Ini suatu kebanggaan bagi mereka," kata Asisten Operasi (Asops) Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Muda TNI Yayan Sofiyan, di Wisma Elang Laut, Jakarta, Selasa (5/8/2025).

Tradisi ini menjadi bagian penting dalam dunia kemaritiman global, yang kini turut diwariskan kepada calon-calon pemimpin angkatan laut dari berbagai negara.

Ritual mandi khatulistiwa merupakan puncak simbolis dari pelayaran ini. Tradisi ini diakui luas oleh komunitas pelaut global sebagai upacara sakral yang menandai transisi dari pelaut pemula menjadi pelaut sejati.

Baca juga: TNI AL Gelar ASEAN Plus Cadet Sail 2025, Kadet dari 21 Negara Ikut Berlayar

“Di situ kita akan menampilkan bagaimana kearifan lokal kita, culture kita, tradisi kita. Di situ akan menampilkan bagaimana kearifan budaya kita di dalam prosesi mandi khatulistiwa," ujar Yayan.

"Seluruh dunia, pelaut-pelaut seluruh dunia itu ada tradisi mandi khatulistiwa. Dan sekarang ada sejumlah calon-calon pemimpin angkatan laut dunia akan dibaptis di perairan Indonesia," sambungnya.

ASEAN Plus Cadet Sail 2025 merupakan agenda rutin TNI AL yang telah digelar sejak 2016, sejalan dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif.

Tahun ini, sebanyak 38 kadet dan beberapa perwira pendamping dari ASEAN, negara mitra seperti Inggris, Turki, Rusia, Tiongkok, serta negara-negara Eropa lainnya, akan bergabung dalam pelayaran bersama kadet dari Akademi Angkatan Laut, Akademi Militer, Akademi Udara, dan Akademi Kepolisian Indonesia.

Baca juga: Kenapa Rumah Jampidsus Febrie Adriansyah Dijaga Prajurit TNI?

“Ini merupakan bentuk dukungan dan tindak lanjut terhadap politik bebas aktif negara kita, terhadap tindak lanjut dari lawatan Bapak Presiden, Menteri Pertahanan, dan Panglima TNI (ke berbagai negara)," jelas Yayan.

Selama pelayaran, para kadet akan mempelajari berbagai teknik pelayaran klasik seperti navigasi bintang (celestial navigation) dan navigasi lingkaran besar, serta berlayar melewati rute strategis dari Jakarta ke Selat Sunda, pantai barat Sumatera, hingga ke Selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran tersibuk dunia.

Sebelum memulai pelayaran, para kadet juga akan menjalani fase kegiatan di pelabuhan (harbour phase) yang mencakup kunjungan kehormatan ke pejabat militer dan publik Indonesia, serta program budaya dan olahraga.

Menurut Yayan, pelayaran ini juga menjadi panggung promosi Indonesia kepada dunia.

Para kadet akan dikenalkan dengan produk-produk unggulan nasional, termasuk dari sektor UMKM dan industri pertahanan seperti PT PAL, PT LEN, dan PT Dirgantara Indonesia.

“Indonesia memiliki peran yang sangat penting sekali. Indonesia sejak masa lalu menjadi pesona dunia. Sampai dengan saat ini Indonesia bagaikan connecting door antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Bisa kita bayangkan," kata Yayan.

"Selat Malaka saja tidak kurang dari 100 ribu kapal melintas di situ. Belum ALKI 1, ALKI 2 dan ALKI 3. Belum wilayah pelayanan yang lainnya. Nah ini mereka akan melihat secara langsung berlayar dari Jakarta, melewati Selat Sunda, pantai barat Sumatera, masuk ke Selat Malaka," tambahnya.

Melalui pelayaran bertema “Friendship Over the Ocean”, para kadet juga akan dibagi ke dalam kelompok sindikat internasional yang memungkinkan mereka berdiskusi, berkolaborasi, dan memperkuat jejaring global sebagai calon pemimpin militer di masa depan.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau