JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyampaikan bahwa pemerintah siap mendukung penuh Kejaksaan Agung dalam upaya mencari keberadaan tersangka kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah pada PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018–2023, Mohammad Riza Chalid.
"Pemerintah jelas bagian dari tugasnya pemerintah kita mem-back up penuh," kata Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/8/2025), dikutip dari Antaranews.
Menurut Prasetyo, upaya komunikasi dengan Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait kasus yang melibatkan Riza Chalid telah dilakukan.
Hanya saja, dia menegaskan bahwa proses penanganan kasusnya tetap menjadi kewenangan aparat penegak hukum, khususnya Kejagung.
"Kalau enggak salah sudah pemanggilan ketiga ya? Pemanggilan ketiga. Ya kalau upaya komunikasi ada, tapi tentunya itu kita kembalikan ke teman-teman aparat penegak hukum dalam hal ini Kejaksaan,” ujar Prasetyo.
Baca juga: Kejagung Proses “Red Notice” untuk Riza Chalid dan Jurist Tan
Namun, Prasetyo sekali lagi mengatakan bahwa pemerintah mendukung setiap langkah yang diperlukan oleh Kejagung dalam upaya penegakan hukum terhadap Riza Chalid.
"Apa yang Kejaksaan Agung butuhkan kita akan backup," kata Prasetyo.
Diketahui, Riza Chalid adalah satu dari sembilan tersangka baru yang ditetapkan Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018–2023.
Tetapi, keberadaan Riza Chalid masih diburu karena pengusaha minyak ini terdeteksi tidak berada di Indonesia.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Imigrasi pada Kementerian Imipas, Yuldi Yusman sebelumnya mengatakan, berdasarkan data perlintasan terkahir, Riza Chalid meninggalkan Indonesia menuju Malaysia pada 6 Februari 2025.
“Berdasarkan data perlintasan orang yang keluar masuk wilayah Indonesia di dalam kesisteman aplikasi APK V4.0.4 kami bahwa Mohammad Riza Chalid keluar meninggalkan wilayah Indonesia pada tanggal 06-02-2025 menuju Malaysia,” kata Yuldi dikutip dari Antaranews pada 17 Juli 2025.
Baca juga: PM Malaysia Anwar Ibrahim Akui Kenal Riza Chalid, tapi Tak Tahu Keberadaannya
Sementara itu, terkait dugaan keberadaan Riza Chalid di Singapura, Yuldi mengatakan bahwa pengusaha minyak tersebut memang pernah terbang ke negeri singa itu pada Agustus 2024.
"Menurut data dari ICA Singapura, Mohamad Riza Chalid terakhir masuk wilayah Singapura pada bulan Agustus tahun 2024, yang bersangkutan datang dengan status visitor dan bukan pemegang PR (permanent resident),” kata Yuldi.
Merespons data perlintasan tersebut, Yuldi mengatakan, Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi telah berkoordinasi dengan perwakilan di Malaysia, terkait keberadaan Riza Chalid.
“Kami sudah berkoordinasi dengan perwakilan Imigrasi kami yang berada di Malaysia dan perwakilan kami sudah berkoordinasi dengan jabatan Immigraseen Malaysia serta Polis Malaysia untuk mencari keberadaan Mohamad Riza Chalid,” ujarnya.