Raffi Ahmad Minta Film Merah Putih: One For All Di-support Terus, meski Dia Belum Nonton

JAKARTA, KOMPAS.com - Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad, meminta agar film Merah Putih: One For All didukung terus oleh masyarakat.

Sebab, film itu ramai dikritik karena kualitas visualnya.

"Kita support terus lah, apapun itu, kita terus support," ujar Raffi, saat ditemui di Istana, Jakarta, Minggu (17/8/2025).

Meski begitu, Raffi mengaku dirinya pun belum menonton film tersebut.

Baca juga: Cuma Megawati Presiden yang Absen di HUT ke-80 RI, Luhut Bilang Begini

Dia menyebut, sedang sibuk karena berada di luar kota terus.

"Kebetulan dari kemarin saya baru pulang dari luar kota. Belum, belum," imbuh dia.

Sebelumnya, sutradara Hanung Bramantyo ikut menyoroti fenomena kemunculan film animasi Merah Putih: One For All di layar bioskop.

Melalui unggahan Instagram Story, suami Zaskia Adya Mecca itu mempertanyakan alasan film tersebut bisa mendapatkan jadwal tayang di bulan Agustus.

Baca juga: Menekraf Nyatakan Tak Danai Satu Sen Pun Film Merah Putih One For All

Padahal, menurut Hanung, saat ini ada ratusan judul film Indonesia yang masih menunggu giliran untuk diputar di jaringan bioskop.

"Terus kenapa harus buru-buru tayang? Ironisnya kok bisa dapat tanggal tayang di tengah 200 judul film Indonesia ngantre tayang?" tulis Hanung, dikutip Kompas.com, Senin (11/8/2025).

Komentar tersebut ia sampaikan setelah mengunggah tangkapan layar sebuah artikel yang memuat pernyataan produser Merah Putih: One For All.

Baca juga: Pemerintah Akan Bangun Gedung 40 Lantai, Kelola Dana Umat Rp 500 T per Tahun

Produser film itu mengaku tidak menerima bantuan dana sepeser pun dari pemerintah.

Namun, Hanung menilai, pernyataan tersebut bertolak belakang dengan kenyataan bahwa film itu terkesan terburu-buru dirilis, bahkan dengan kualitas yang dinilainya belum maksimal.

Merah Putih: One For All merupakan film animasi bertema kebangsaan yang tayang bertepatan dengan perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan RI.

Film ini sebelumnya sempat menjadi perbincangan karena proses produksinya yang dinilai terlalu singkat.