JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum (Ketum) Partai Amanat Nasional (PAN) sekaligus Menko Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyoroti persoalan distribusi pupuk di Indonesia yang terlalu rumit.
Zulhas membeberkan, proses distribusi pupuk sangat berbelit, sehingga membutuhkan ratusan tanda tangan sebelum pupuk bisa diterima petani.
"Jadi ada 500 tanda tangan, baru pupuk sampai ke tangan petani. Bayangin saudara-saudara, itu pupuk sampai ke petani kalau sudah panen,” ujar Zulhas saat memberikan sambutan dalam peringatan HUT ke-27 PAN, di Senayan Park, Jakarta, Minggu (24/8/2025) malam.
Zulhas menyebut banyak aturan yang justru membuat pupuk sulit sampai ke tangan petani tepat waktu.
“Pupuk semua mau ikut cawe-cawe, 148 aturan mengatur soal pupuk, maklum demokrasi mahal katanya,” ujar Zulhas.
Baca juga: Prabowo Ungkap Skema Rumit Penyaluran Pupuk Subsidi: 145 Aturan dan Tanda Tangan, Saya Coret!
Walhasil, Zulhas pun melaporkan permasalahan tersebut kepada Presiden Prabowo Subianto.
Zulhas menyampaikan bahwa Prabowo langsung merespons dengan langkah konkret untuk memangkas birokrasi.
“Saya lapor Pak Presiden, ini pupuk gimana cerita, gimana mau swasembada pangan. Pak Presiden tanya, 'apa yang dibutuhkan?'. ‘Keppres, Pak, saya yang isi'. 'Ya sudah cepat isi', kata Presiden. Pangkas, dari Pupuk Indonesia langsung kepada petani,” tutur Zulhas.
Setelahnya, pupuk bisa tersalurkan langsung ke petani, tanpa melalui birokrasi yang bertele-tele.
Zulhas mengeklaim, upaya yang dilakukan PAN dan pemerintah ini bukan untuk pencitraan, melainkan demi kesejahteraan petani.
Baca juga: Prabowo Ngaku Diprotes 29.000 Tengkulak Pupuk karena Pangkas Alur Distribusi
“Saudara-saudara, itulah yang PAN kerjakan, kita bukan citra, kita bukan perlu pujian, tidak,” tegas Zulhas.
Zulhas pun meminta seluruh kader PAN untuk terus bekerja keras, bukan hanya aktif menjelang pemilu saja.
“Oleh karena itu saya meminta kader PAN untuk bekerja keras, jangan nanti kalau mau Pemilu saja,” imbuhnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini