JAKARTA, KOMPAS.com - Di balik kemegahan pesawat angkut berat Airbus A400M yang mendarat gagah di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (3/11/2025), tersimpan kisah perjalanan panjang dari langit Eropa hingga Nusantara.
Di kursi kemudi, duduk Mayor (Pnb) Riki Sihaloho, sosok yang mendapat kehormatan menjadi salah satu pilot pertama Indonesia yang menerbangkan pesawat jumbo milik negeri ini.
“Alhamdulillah semuanya, Puji Tuhan, berjalan lancar,” ucap Riki dengan senyum lega ketika ditemui usai pendaratan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (3/11/2025).
Penerbangan ferry delivery A400M tersebut dimulai dari Sevilla, Spanyol, Sabtu (1/11/2025) pukul 12.00 waktu setempat.
Baca juga: Sudah Beli 2, Indonesia Isyaratkan Tambah Airbus A400M
Dari pabrik Airbus Defence and Space di kota itu, pesawat lepas landas menuju Dubai, menempuh perjalanan udara sekitar sembilan jam melintasi langit Eropa dan Timur Tengah.
Malam itu, Riki dan tim beristirahat di Dubai sebelum kembali bersiap keesokan harinya.
Etape kedua membawa mereka menembus langit Asia menuju Bandara Kualanamu, Medan, sebagai titik persinggahan pertama di Tanah Air.
Dari sana, perjalanan dilanjutkan menuju Jakarta.
“Menjelang masuk wilayah Indonesia, kita tahu sendiri untuk akhir tahun, pasti akan rain season. Jadi kita ya lumayan masuk weather, cuaca,” kata dia.
Cuaca memang menjadi tantangan tersendiri di pengujung perjalanan.
Riki menceritakan, tim sempat tertahan beberapa menit karena harus menghindari awan tebal dan area turbulensi.
Baca juga: Prabowo Berencana Tambah Pembelian 4 Pesawat Airbus A400M
“Kita ambil jalur ke kanan atau kiri untuk menghindari awan Cumulonimbus (CB). Itu biasa disebut dogleg. Kita minta izin ke ATC, lalu kembali ke jalur semula. Tapi tentu jarak tempuhnya jadi lebih panjang,” tegas dia.
Manuver itu akhirnya bisa dimitigasi dengan baik.
Pukul 07.35 WIB, Airbus A400M akhirnya menyentuh landasan Halim Perdanakusuma, momen bersejarah yang menandai tibanya pesawat angkut berat berukuran jumbo pertama Indonesia.
Tak lama setelahnya, pesawat resmi diserahkan oleh Presiden Prabowo Subianto kepada Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dalam sebuah prosesi penuh kebanggaan.