Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toyota Komitmen Jaga Ketenagakerjaan di Tengah Krisis Ekonomi

Kompas.com - 06/08/2025, 11:02 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com – Menteri Perindustrian RI mengimbau industri otomotif untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) di tengah tantangan pasar dan perlambatan ekonomi global.

Menanggapi hal ini, PT Toyota Astra Motor (TAM) menegaskan komitmennya untuk tetap menjaga stabilitas ketenagakerjaan di seluruh lini operasionalnya di Indonesia.

Jap Ernando Demily, Direktur Pemasaran PT TAM, mengatakan bahwa prinsip menjaga kesejahteraan karyawan telah menjadi bagian dari filosofi dasar Toyota secara global. “Toyota itu, salah satu basic philosophy-nya adalah respect for the people dan selalu menghargai yang namanya long term employment. Jadi kalau kita lihat, bukan cuma di Indonesia, di seluruh dunia prinsip ini yang menjadi kekuatan Toyota,” ujar Ernando di ICE BSD, Tangerang (2/8/2025).

Baca juga: Pertemuan Wuling Motors dan Komunitas: Diskusi Kompensasi Binguo EV

Industri dan pemerintah harus bekerja sama kembangkan sumber daya manusia.Kompas.com Industri dan pemerintah harus bekerja sama kembangkan sumber daya manusia.

Ia juga mengatakan, Toyota saat ini telah mengoperasikan lima pabrik di Indonesia dan menyerap lebih dari 300.000 tenaga kerja lokal.

Angka tersebut menunjukkan kontribusi signifikan Toyota terhadap ekonomi nasional, khususnya dalam menciptakan lapangan kerja dan menggerakkan industri pendukung lainnya.

Lebih lanjut, Ernando juga menyoroti pentingnya kerja sama antara pelaku industri dan pemerintah dalam menjaga stabilitas sektor otomotif. “Otomotif itu kan salah satu industri yang mencerminkan kondisi makro. Jadi kalau makronya membaik, biasanya industri otomotif juga ikut membaik,” ucap Ernando.

Baca juga: Update Harga LMPV, Stargazer Baru, dan Diskonnya per Agustus 2025

Produksi Toyota Yaris Cross di pabrik TMMIN                     dok.TMMIN Produksi Toyota Yaris Cross di pabrik TMMIN

Menurutnya, jika daya beli masyarakat meningkat, maka permintaan kendaraan juga akan tumbuh.

Hal ini akan mendorong aktivitas produksi yang lancar dan menjaga keberlangsungan tenaga kerja.

“Jadi kalau makronya membaik, biasanya industri otomotifnya juga membaik. Kita juga berharap pemerintah bisa segera merumuskan. Berdiskusi tentunya dengan semua pemangku kepentingan,” kata Ernando. “Kalau peningkatan demand terjadi, produksi kan smooth. Kalau produksi smooth, ya everyone happy,” tambah Ernando.

Baca juga: Diskon MPV Murah Agustus 2025, Ertiga Rp 30 Juta, Avanza Rp 25 Juta

Toyota pun berharap pemerintah bisa terus berdialog dan merancang kebijakan yang mendukung pertumbuhan industri, sekaligus menjaga keberlangsungan para pekerja otomotif di Tanah Air. “Jadi kami request pemerintah bisa diskusi dengan semua stakeholder, terus bisa support baik melalui fiskal maupun non-fiskal,” ujarnya.

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau