KOMPAS.com - Menyimpan password di browser memang terasa praktis. Anda tidak perlu repot mengingat atau mengetik ulang kata sandi setiap kali ingin login ke situs favorit.
Cukup sekali simpan, browser akan otomatis mengisi kolom login untuk Anda. Tak heran, banyak orang terbiasa mengandalkan fitur ini untuk mempermudah aktivitas digital mereka sehari-hari.
Namun, di balik kepraktisan itu, tersimpan risiko yang sering diabaikan. Kebiasaan menyimpan password di browser justru bisa menjadi celah keamanan yang dimanfaatkan pihak tidak bertanggung jawab.
Data penting seperti akun media sosial, e-mail, hingga layanan perbankan bisa rentan dibobol jika perangkat Anda jatuh ke tangan yang salah atau disusupi malware.
Sebelum Anda terus bergantung pada fitur ini, ada baiknya memahami bahaya tersembunyi di baliknya. Selengkapnya KompasTekno mengulas beberapa bahaya tersembunyi di balik kebiasaan menyimpan password di browser.
Baca juga: 3 Cara Melihat Password Email di Laptop dengan Mudah dan Praktis
Browser adalah perangkat lunak yang sangat kompleks dan terus terhubung ke internet setiap saat. Karena sifatnya itu, browser kerap menjadi target serangan penjahat siber yang mencari celah keamanan (vulnerability).
Jika celah ini berhasil ditemukan, penjahat bisa mencuri semua data login yang Anda simpan di browser tanpa Anda sadari. Memang benar pembaruan rutin biasanya memperbaiki masalah ini, tetapi selalu ada risiko celah baru yang belum sempat ditutup. Jadi, menyimpan password di browser berarti Anda juga mempertaruhkan keamanan data pada tingkat keamanan browser itu sendiri.
Banyak browser kini memiliki fitur sinkronisasi antar-perangkat yang memungkinkan password tersimpan otomatis di semua perangkat yang Anda gunakan. Fitur ini memang praktis karena Anda hanya perlu login sekali untuk bisa mengakses akun di ponsel, laptop, dan tablet.
Namun, hal ini juga menjadi titik lemah jika salah satu perangkat Anda diretas atau hilang. Penjahat siber bisa memanfaatkan perangkat yang sudah tersinkronisasi untuk mencuri semua akun Anda sekaligus. Jadi, sinkronisasi bisa jadi pedang bermata dua bagi keamanan.
Salah satu risiko paling nyata adalah jika ada orang yang secara langsung memegang atau meminjam laptop atau ponsel Anda. Banyak orang lupa bahwa browser tidak selalu meminta verifikasi tambahan saat membuka daftar password yang tersimpan.
Artinya, siapa saja yang memiliki akses fisik ke perangkat Anda bisa melihat dan mencatat semua username dan password dengan mudah.
Bahkan di beberapa kasus, hanya perlu beberapa klik untuk mengekspor seluruh daftar password. Ini sebabnya sangat berbahaya jika menyimpan password di perangkat yang sering digunakan bersama.
Pengelola password bawaan browser biasanya tidak memiliki fitur keamanan sekompleks aplikasi khusus. Misalnya, fitur autentikasi dua faktor (2FA) atau enkripsi tingkat tinggi biasanya tidak tersedia di browser.
Padahal, fitur-fitur ini penting untuk memastikan password tetap terlindungi bahkan jika seseorang berhasil masuk ke akun atau perangkat Anda.
Selain itu, browser umumnya tidak memberi Anda opsi untuk mengaudit kekuatan password atau memperingatkan jika kata sandi sudah bocor. Hal ini membuat keamanan password Anda jauh lebih lemah dibandingkan menggunakan pengelola password yang profesional.