KOMPAS.com - Nothing, perusahaan rintisan asal London yang didirikan Carl Pei, resmi memisahkan sub-brand murahnya, CMF, menjadi anak perusahaan independen.
Langkah ini sekaligus menandai strategi besar Nothing untuk menjadikan India sebagai markas, pusat produksi, dan riset CMF di masa depan.
Perlu diketahui, Nothing yang lahir pada 2020 fokus menjual perangkat premium yang mengincar segmen menengah ke atas.
Baca juga: Nothing Bikin Sub-Merek CMF untuk Gadget Murah, Termasuk HP Android?
Selang tiga tahun, Pei membuat "CMF" singkatan dari "Color, Material, Finish" sebagai sub-merek Nothing. CMF pertama kali hadir dengan produk earbud nirkabel dan smartwatch, lalu berkembang ke lini smartphone yang menyasar segmen menengah ke bawah.
Dengan dipisahkan dari Nothing, CMF kini akan berjalan lebih mandiri dan fokus ke kategori perangkat ramah kantong.
TWS CMF BudsCarl Pei mengumumkan rencana ini lewat akun X miliknya. Sosok yang juga merupakan pendiri perusahaan smartphone terkenal, OnePlus, menegaskan ambisinya untuk menjadikan CMF sebagai “merek teknologi konsumen global pertama yang bermarkas di India".
Had the honor of meeting Minister Shri @AshwiniVaishnaw - the driving force behind Make in India and the country’s thriving tech ecosystem. There is no doubt; India will play a key role in shaping the future of the global smartphone industry.
We discussed our journey with… pic.twitter.com/M1Gyzet6Qg
— Carl Pei (@getpeid) September 25, 2025
Nothing juga menggandeng Optiemus, salah satu pabrikan desain asli (ODM) terbesar di India, dalam bentuk joint venture untuk menangani produksi lokal.
CMF sendiri juga baru saja menarik Himanshu Tandon, mantan eksekutif Poco, untuk menjabat sebagai Vice President of CMF Business, menandakan keseriusan Nothing membangun brand value.
Nothing berkomitmen menggelontorkan investasi lebih dari 100 juta dollar AS (sekitar Rp 1,6 triliun) dalam tiga tahun ke depan. Investasi ini diharapkan menciptakan setidaknya 1.800 lapangan pekerjaan baru.
Baca juga: Earphone TWS Nothing Ear dan CMF Buds Masuk Indonesia, Ini Harganya
Laporan TechCrunch, India dipilih karena pasar smartphone harga 100–200 dollar AS (sekitar Rp 1,6 juta hingga Rp 3,3 juta) mendominasi lebih dari 40 persen pengiriman ponsel di sana, dan CMF dinilai pas bermain di segmen tersebut.
Firma riset pasar IDC mencatat, Nothing sendiri menjadi salah satu merek dengan pertumbuhan tercepat di India, dengan kenaikan pengiriman 85 persen dari tahun ke tahun pada kuartal II 2025 dan meraih lebih dari 2 persen pangsa pasar.
CMF Phone 2 Pro.Langkah ini mirip dengan strategi beberapa raksasa smartphone asal Tiongkok, seperti Xiaomi yang memisahkan Poco.
Baca juga: TWS Nothing CMF Buds 2 dan 2a Resmi di Indonesia, Ada ANC Harga Rp 600.000-an
Huawei juga membuat sub-brand untuk perangkat murah, yakni Honor pada 2013. Namun, karena sanksi AS, Honor akhirnya dilepas Huawei pada 2020.
Contoh lain, Oppo dengan Realme. Realme awalnya adalah sub-brand Oppo yang berada di bawah payung BBK Electronics, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari TechCrunch, Sabtu (27/9/2025)
Namun pada 2018, Sky Li, mantan eksekutif Oppo, mendirikan Realme sebagai entitas terpisah agar bisa lebih fokus pada ponsel stylish dan bertenaga tinggi. Meski begitu, Oppo dan Realme masih sama-sama berada di bawah naungan BBK Electronics.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang