KOMPAS.com - Dictionary.com resmi menetapkan “67” sebagai "Word of the Year 2025". Hal ini cukup menarik perhatian publik karena pilihan ini bukan kata, melainkan angka.
Menurut Dictionary.com, pemilihan tahunan ini berfungsi sebagai “kapsul waktu linguistik” yang merefleksikan tren sosial dan budaya global sepanjang tahun.
Istilah “67” sendiri mulai populer di kalangan remaja dan pelajar, kerap digunakan untuk mengekspresikan makna yang samar, yaitu antara “biasa saja”, “mungkin ya, mungkin tidak”, atau sekadar candaan tanpa arti jelas.
Fenomena ini mencerminkan cara generasi muda memanfaatkan bahasa digital yang absurd namun penuh makna sosial, di mana menjadi bagian dari lelucon itu sendiri lebih penting daripada arti literal kata tersebut. Lantas apa arti selengkapnya “67”? Berikut ini KompasTekno menguraikannya lebih detail.
Baca juga: Arti Kata Kalcer dalam Bahasa Gaul yang Sering Muncul di Media Sosial
Fenomena “67” atau diucapkan “six seven” kini menjadi sorotan setelah resmi dinobatkan sebagai Word of the Year 2025 oleh Dictionary.com.
Sekilas, istilah ini tampak seperti angka biasa, tetapi dalam konteks budaya digital, “67” telah berkembang menjadi ekspresi khas generasi muda yang digunakan untuk menyampaikan kebingungan, keraguan, atau tanggapan yang netral terhadap sesuatu.
Dalam percakapan sehari-hari, “67” sering dipakai sebagai padanan dari ungkapan seperti “ya, mungkin saja” atau “biasa saja”.
Istilah ini pertama kali muncul dari lagu berjudul “Doot Doot (6 7)” yang dinyanyikan oleh rapper Skrilla dan dirilis pada Desember 2024.
Potongan lagu tersebut kemudian viral di TikTok dan digunakan dalam berbagai video yang menampilkan gerakan tangan seperti sedang menimbang dua pilihan. Dari tren tersebut, “six seven” berubah menjadi simbol kebingungan atau respons spontan yang tidak memiliki makna pasti.
Popularitas istilah ini meningkat setelah dikaitkan dengan pemain NBA LaMelo Ball, yang memiliki tinggi 6 kaki 7 inci. Sosok lain yang turut memopulerkannya adalah seorang anak yang dijuluki “The 67 Kid” setelah videonya viral di pertandingan basket.
Seiring waktu, frasa ini keluar dari ranah olahraga dan menyebar luas di kalangan siswa, kreator konten, dan pengguna media sosial di berbagai platform.
Menurut Dictionary.com, “67” tidak memiliki arti tunggal. Istilah ini termasuk dalam kategori brainrot slang, yaitu bentuk bahasa yang sengaja dibuat tanpa makna jelas dan hanya dapat dipahami oleh mereka yang mengikuti tren tersebut. Namun, penggunaannya memiliki beberapa pola umum, antara lain:
Pakar leksikografi Steve Johnson, Ph.D. dari Dictionary Media Group menjelaskan bahwa “67” berfungsi seperti seruan spontan yang lebih mengekspresikan perasaan daripada menyampaikan arti yang konkret.
Dictionary.com mencatat bahwa penggunaan “67” meningkat enam kali lipat pada Oktober 2025 dibandingkan dengan sepanjang tahun sebelumnya. Peningkatan ini menunjukkan betapa cepatnya bahasa baru menyebar di era digital, terutama ketika generasi muda menjadi pusat percakapan global.
Dengan demikian, “67” bukan sekadar angka. Istilah ini mencerminkan cara baru berkomunikasi di dunia maya yang menekankan spontanitas, kebersamaan, dan humor.
Maknanya dapat berubah tergantung pada konteks, tetapi esensinya tetap sama, yaitu menjadi bagian dari percakapan modern di mana tidak semua hal perlu dimaknai secara serius untuk bisa dipahami bersama.
Baca juga: Arti Kata “Shibal”, Bahasa Gaul yang Sering Digunakan di Medsos
Dapatkan update berita teknologi dan gadget pilihan setiap hari. Mari bergabung di Kanal WhatsApp KompasTekno.
Caranya klik link https://whatsapp.com/channel/0029VaCVYKk89ine5YSjZh1a. Anda harus install aplikasi WhatsApp terlebih dulu di ponsel.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang