Ini Era Agentic AI yang Bisa Bertindak Sendiri, Bukan Lagi Otomasi

Kompas.com - 19/10/2025, 12:02 WIB
Bill Clinten,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Ringkasan berita:

  • Agentic AI menjadi tren baru dalam dunia otomasi bisnis berbasis kecerdasan buatan (AI). Teknologi ini memungkinkan sistem bekerja secara mandiri, belajar dari konteks, dan mengambil keputusan real-time tanpa selalu menunggu instruksi manusia.
  • Dengan dukungan Large Language Models (LLM), graph-based reasoning, dan platform low-code, Agentic AI mampu berkolaborasi dengan manusia dan meningkatkan efisiensi lintas sistem.
  • Adopsi Agentic AI membantu perusahaan meningkatkan produktivitas hingga 2,5 kali lipat, menandai pergeseran besar dari otomatisasi tradisional menuju AI otonom yang cerdas dan adaptif.

KOMPAS.com – Ada masa ketika istilah otomasi identik dengan bagan alur, aturan tetap, dan proses linear. Ia menjanjikan efisiensi, selama semuanya berjalan sesuai skrip.

Kini, model itu mulai runtuh di tengah kompleksitas bisnis modern yang serba cepat, dinamis, dan terhubung lintas sistem.

Kebutuhan baru pun muncul: sistem yang tidak sekadar menjalankan perintah, tapi mampu berpikir, belajar, dan beradaptasi secara mandiri.

Inilah ruang yang diisi oleh Agentic AI, generasi baru kecerdasan buatan yang tak lagi pasif menunggu instruksi, melainkan aktif bertindak, berkolaborasi, dan mengambil keputusan berbasis konteks.

PwC menegaskan, “Pertanyaan utama bukan lagi apakah teknologi ini akan diadopsi, tetapi seberapa cepat organisasi bisa mengintegrasikannya untuk tetap unggul di pasar.”

Berbeda dari narrow AI, seperti chatbot, deteksi penipuan, atau sistem OCR, yang hanya mengerjakan satu tugas terbatas, Agentic AI beroperasi seperti “rekan kerja digital".

Ia memahami konteks, mengevaluasi situasi secara real time, lalu merekomendasikan atau mengeksekusi tindakan terbaik dengan tetap melibatkan manusia dalam prosesnya (human-in-the-loop).

Deloitte mencatat, 26 persen eksekutif global kini sudah mengeksplorasi Agentic AI dalam skala besar. Bagi banyak perusahaan, ini bukan sekadar proyek teknologi, tapi transformasi cara bekerja—dari mengotomatiskan tugas menjadi mengorkestrasi kecerdasan.

Baca juga: Aplikasi Sora by OpenAI Tembus 1 Juta Download, Rekor ChatGPT Pecah

Apa itu Agentic AI dan mengapa sekarang?

Agentic AI adalah sistem otonom berbasis tujuan (goal-driven agents) yang bisa mengeksekusi tugas sambil mempertimbangkan konteks, belajar dari hasil, dan mengoordinasikan tindakan lintas sistem.

Mereka berperan sebagai anggota tim digital yang aman, transparan, dan terintegrasi dalam alur kerja organisasi.

Tiga kemajuan utama membuat teknologi ini kini praktis diimplementasikan:

  • Large Language Models (LLMs) – memampukan AI memahami data tak terstruktur dan bahasa alami.
  • Graph-based reasoning engines – memungkinkan pemetaan hubungan kompleks dalam hitungan milidetik.
  • Low-code orchestration platforms – menghubungkan semuanya tanpa perlu pemrograman rumit.

Hasilnya, perusahaan bisa membangun, melatih, dan menerapkan AI agents dalam hitungan bulan, bukan tahun.

Baca juga: Riset Harvard Ungkap Dampak Negatif AI, Pekerja Terjebak Workslop

Enam pilar kecerdasan Agentic AI

1. Autonomi dengan akuntabilitas

Agentic AI dapat mengambil keputusan sendiri, namun tetap dapat diaudit melalui log terstruktur, penjelasan keputusan (explainability), dan audit trail.

Dalam contoh industri keuangan, sistem ini dapat menilai ribuan aplikasi pinjaman, memperbarui prioritas berdasarkan risiko atau regulasi terbaru, sembari tetap membuka ruang intervensi manusia.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau