Mampukah AI Memahami Emosi Kita seperti Seorang Terapis?

Kompas.com - Diperbarui 28/10/2025, 16:23 WIB
Soffya Ranti

Penulis

KOMPAS.com - Di tengah maraknya kehadiran berbagai chatbot berbasis Artificial Intelligence (AI) kini pengguna bisa berbincang dengan beragam karakter. Mulai dari peramal, penasihat gaya, hingga tokoh fiksi favorit. 

Namun, di antara semua itu, muncul pula chatbot yang mengaku sebagai “terapis” atau “pendengar setia.” Banyak yang menawarkan dukungan emosional seolah-olah bisa menggantikan peran psikolog sungguhan. 

Namun,  apakah aman benar-benar curhat ke AI tentang masalah pribadi? Selengkapnya KompasTekno menguraikan penjelasannya di bawah ini. 

Baca juga: Psikolog Ingatkan, Jangan Sering-sering Curhat ke ChatGPT dkk

Kekhawatiran tentang Chatbot AI yang mengaku sebagai terapis

Belakangan ini banyak muncul chatbot berbasis AI yang mengklaim bisa memberikan terapi atau bantuan emosional. Namun, para psikolog dan lembaga perlindungan konsumen memperingatkan bahwa hal ini justru berpotensi membahayakan pengguna. 

Dirangkum dari laman CNET,organisasi Consumer Federation of America (CFA) bersama puluhan kelompok lain meminta lembaga seperti Federal Trade Commission (FTC) menyelidiki perusahaan AI, termasuk Meta dan Character.AI. 

Mereka menuduh kedua perusahaan itu melakukan “praktik medis tanpa izin” lewat chatbot yang berpura-pura jadi terapis. Menurut CFA, bot-bot ini bahkan telah menyebabkan kerugian fisik dan emosional pada pengguna. 

Bahaya mengandalkan AI sebagai terapis dan mampu memahami emosi. 

Masalah utama dari chatbot “terapis” adalah banyak di antaranya mengaku memiliki pelatihan profesional padahal tidak sama sekali. Chatbot tidak tunduk pada aturan etika seperti kerahasiaan pasien atau pengawasan lembaga perizinan. 

Ada laporan bahwa beberapa AI bahkan mengaku memiliki nomor lisensi palsu atau menyebut diri mereka terlatih secara profesional. Hal ini tentu menyesatkan pengguna yang sedang dalam kondisi rentan.

Selain itu, chatbot dirancang untuk membuat pengguna terus berbicara, bukan untuk memberikan perawatan psikologis yang aman. Alih-alih menantang pemikiran negatif atau memberi reality check seperti yang dilakukan terapis manusia, bot cenderung terlalu “menyenangkan” dan selalu setuju dengan pengguna. 

Padahal dalam terapi sungguhan, konfrontasi atau masukan yang jujur sering kali penting untuk proses pemulihan.

AI tidak bisa menggantikan Hubungan Manusia dalam Terapi

Meski AI mampu meniru percakapan alami, ia tidak memiliki empati, konteks sosial, atau pendekatan terapeutik yang kompleks seperti manusia.

Seperti dijelaskan peneliti dari Carnegie Mellon University, AI tidak bisa “hadir secara emosional” dalam komunitas, tidak bisa membaca bahasa tubuh, dan tidak memahami nuansa sosial pasien. Intinya, kita mencoba menyelesaikan masalah terapi manusia dengan alat yang keliru.

Para ahli sepakat bahwa AI bisa menjadi alat bantu, tapi bukan pengganti. Ada chatbot yang memang dirancang khusus untuk mendukung kesehatan mental, seperti Wysa, Woebot, atau Therabot yang dikembangkan tim medis profesional. 

Namun, untuk kondisi serius, tetap disarankan menemui terapis atau psikolog sungguhan yang terlatih dan diawasi oleh lembaga resmi.

Cara aman menggunakan Chatbot AI

Jika Anda menggunakan chatbot untuk sekadar menenangkan diri atau menuangkan pikiran, tetaplah sadar bahwa AI bukan manusia. Chatbot hanya memproses data dan memberi respons berdasarkan pola bahasa, bukan pemahaman emosional. 

Hindari berbagi informasi pribadi yang sensitif, dan jangan mengandalkan saran AI untuk keputusan serius terkait kesehatan mental. Apabila Anda merasa stres berat, cemas, atau punya pikiran untuk menyakiti diri sendiri, segera cari bantuan profesional. 

Baca juga: Psikolog: Orangtua Rugi Jika Larang Anak Pakai Gadget

Dapatkan update berita teknologi dan gadget pilihan setiap hari. Mari bergabung di Kanal WhatsApp KompasTekno.

Caranya klik link https://whatsapp.com/channel/0029VaCVYKk89ine5YSjZh1a. Anda harus install aplikasi WhatsApp terlebih dulu di ponsel.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau