Ringkasan:
KOMPAS.com - Elon Musk, pemilik media sosial X sekaligus bos perusahaan eksplorasi luar angkasa SpaceX, kini “menguasai” langit dengan telah mengorbitkan total 10.000 satelit Starlink. Bumi kini dikelilingi dengan satelit internet milik Elon Musk.
Untuk diketahui, Starlink merupakan anak perusahaan SpaceX milik Elon Musk yang menyediakan layanan internet berkecepatan tinggi melalui jaringan satelit di orbit rendah bumi. Starlink diorbitkan lewat roket luar angkasa SpaceX.
Baca juga: Elon Musk Buka Lowongan Kerja untuk Gamer, Bisa Kerja Remote
Pada 20 Oktober kemarin, lewat akun X resmi perusahaan, SpaceX mengumumkan telah meluncurkan 56 satelit Starlink ke orbit rendah bumi dengan roket Falcon 9 yang lepas landas dari Florida dan California, dengan masing-masing roket membawa 28 satelit Starlink.
SpaceX has now launched more than 10,000 Starlink satellites to date, enabling reliable high-speed internet for millions of people all around the world ??????????? https://t.co/RDBIjiGcrK
— Starlink (@Starlink) October 19, 2025
Dengan tambahan 56 satelit itu, total satelit Starlink yang mengudara di orbit rendah bumi kini berjumlah 10.000 satelit. Elon Musk mulai menjalankan proyek internet berbasis satelit Starlink pada 2018. Sejak dimulai, jumlah satelit Starlink terus bertambah secara agresif.
Berdasarkan catatan kami, proyek ini dimulai pada 2018 dengan peluncuran dua satelit uji. Kemudian, pada 2019, jumlah satelit yang diorbitkan mengalami peningkatan signifikan dengan meluncurkan 60 satelit.
Elon Musk tampaknya memiliki ambisi besar untuk memenuhi langit dengan satelit Starlink. Pada 2022, jumlah satelit Starlink yang mengorbit di orbit rendah bumi naik berkali-kali lipat dengan total 2.000 satelit.
Selanjutnya, pada 2024, bertepatan dengan masuknya layanan Starlink ke Indonesia, jumlah satelit yang mengorbit bertambah 3.000. Dengan kata lain, Musk punya 5.000 satelit Starlink yang mengudara di orbit rendah bumi.
Pencapaian besar Musk dalam menambah jumlah satelit internet Starlink kembali dicatatkan pada tahun ini. Sejak tahun kemarin hingga sekarang, Musk berarti telah melipatgandakan jumlah satelit Starlink, dari 5.000 satelit menjadi 10.000 satelit.
Baca juga: Mengenal Taara Google, Internet Tanpa Kabel dan Satelit, Pesaing Starlink
Dengan jumlah satelit yang dimiliki, Starlink mampu melayani pengguna di 150 negara. Di Indonesia, Starlink mulai beroperasi pada 2024. Secara global, jumlah pengguna Starlink diklaim sudah mencapai lebih dari tujuh juta pengguna, dikutip dari laman resmi Starlink.
Dengan capaian jumlah satelit saat ini, Musk dengan proyek Starlink miliknya bisa dibilang sebagai “penguasa” langit. Starlink belum memiliki pesaing berat di industri internet satelit. Pesaing terdekatnya adalah Project Kuiper dari Amazon.
Akan tetapi, Project Kuiper baru dimulai tahun ini dan direncanakan baru akan meluncurkan sekitar 3.000 satelit ke orbit bumi rendah.
Langkah agresif Musk yang terus menambah jumlah satelit Starlink di orbit rendah bumi ini sempat memicu kekhawatiran di kalangan ilmuwan dan lembaga antariksa. Satelit Starlink dinilai berpotensi meningkatkan jumlah sampah antariksa.
Tidak semua satelit yang telah diluncurkan SpaceX masih aktif. Dengan masa pakai sekitar lima tahun, sebagian satelit telah dinonaktifkan dan dilepaskan dari orbit secara terkendali agar terbakar di atmosfer Bumi.
Saat ini, sekitar 8.600 satelit Starlink dilaporkan masih berada di orbit dan aktif mendukung layanan internet global perusahaan, sebagaimana dilansir dari Mashable. Kekhawatiran terkait jumlah sampah antariksa tidak menyurutkan Musk menambah jumlah satelit Starlink.
Bahkan, ambisi Musk itu mendapat restu dari otoritas Amerika Serikat. Starlink telah mendapatkan izin dari Komisi Komunikasi Federal (FCC) AS untuk meluncurkan hingga 12.000 satelit dan berencana menambah 30.000 lagi di masa depan.
Baca juga: Ada 1-2 Satelit Starlink Jatuh Tiap Hari, Apa Dampaknya?
Dapatkan update berita teknologi dan gadget pilihan setiap hari. Mari bergabung di Kanal WhatsApp KompasTekno. Caranya klik link https://whatsapp.com/channel/0029VaCVYKk89ine5YSjZh1a. Anda harus install aplikasi WhatsApp terlebih dulu di ponsel.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang