KOMPAS.com – Kasus meninggalnya Raya, bocah berusia 4 tahun asal Sukabumi, Jawa Barat, menyita perhatian publik.
Kondisi tempat tinggalnya yang kurang layak menjadi sorotan. Bagian bawah rumah yang ia huni dipakai sebagai kandang ternak, sekaligus area bermain kesukaannya.
Orangtuanya pun sama-sama dalam keadaan sakit: sang ibu mengalami gangguan jiwa, sementara ayahnya menderita TBC dan menularkannya kepada Raya.
Raya sempat mendapat perawatan di RSUD R Syamsudin SH, Sukabumi. Namun, meski berbagai upaya medis sudah dilakukan, nyawanya tak tertolong. Dokter yang menanganinya kemudian mengungkap penyebab pasti kematian bocah malang itu.
Dokter spesialis anak RSUD Syamsudin, dr. Sianne, Sp.A, menjelaskan Raya tiba di IGD dalam kondisi tidak sadar. Berdasarkan keterangan keluarga, sehari sebelumnya Raya mengalami demam tinggi disertai penurunan kesadaran.
Baca juga: Pemotor Tewas Usai Terlindas Bus TransJakarta di Jalan Raya Bogor
“Pemeriksaan radiologi toraks menunjukkan adanya TBC paru aktif dan pneumonia,” ujar Sianne dalam keterangan resmi, Selasa (26/8/2025).
Ia menambahkan, hasil radiologi perut memperlihatkan adanya banyak cacing gelang dewasa, namun tanpa tanda penyumbatan. “CT scan kepala juga mengonfirmasi meningitis,” lanjutnya.
Selama perawatan, tim medis melakukan terapi menyeluruh mulai dari obat anti-TB, antibiotik, stabilisasi elektrolit, hingga pemberian obat cacing albendazole.
“Setelah obat cacing diberikan, pasien mengeluarkan cacing dalam jumlah banyak melalui buang air besar selama beberapa hari,” katanya.
Namun, pada hari kesembilan perawatan, Senin (21/7/2025) pukul 14.24 WIB, Raya meninggal dunia. Menurut Sianne, penyebab langsung kematiannya adalah sepsis, yang diperparah oleh malnutrisi berat kwashiorkor, stunting, serta meningitis TBC stadium 3.
Ketua Kolegium Parasitologi Klinik, Prof. dr. Agnes Kurniawan, Sp.Par.K, menegaskan kabar bahwa cacing menjadi penyebab utama kematian Raya tidak benar.
Baca juga: Menkes Instruksikan Pembagian Obat Cacing ke Warga Desa Cianaga Imbas Kasus Raya
“Penyebab kematian bukan cacing. Pasien sudah datang ke rumah sakit dalam keadaan kesadaran menurun,” jelas Agnes.
Ia menambahkan Albendazole tidak langsung membunuh cacing, melainkan memicu migrasi keluar tubuh. Hasil foto abdomen juga tidak menunjukkan adanya sumbatan usus yang bisa menyebabkan peritonitis.
Di media sosial sempat beredar kabar bahwa cacing telah masuk ke otak Raya, bahkan jumlahnya disebut mencapai 1 kilogram. Hal itu dibantah oleh dokter spesialis anak Prof. dr. Anggraini, Sp.A(K).
“Berdasarkan pemeriksaan, ditemukan infeksi pada sistem saraf pusat dan sepsis. Cacing dewasa tidak bisa masuk ke otak, paru, atau jantung karena ukurannya terlalu besar,” tegasnya.