KOMPAS.com – Tim Investigasi Independen Badan Gizi Nasional (BGN) memastikan bahwa senyawa nitrit menjadi penyebab utama kasus keracunan massal yang menimpa 1.315 penerima program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bandung Barat.
“Berdasarkan hasil investigasi, senyawa nitrit menjadi pemicu gejala keracunan para korban,” ujar Ketua Tim Investigasi Independen BGN, Karimah Muhammad, dalam keterangan resmi, Jumat (3/10/2025).
Baca juga: 119 Orang Keracunan MBG di Agam, Guru dan Wali Murid Turut Jadi Korban
Karimah menjelaskan, tim melakukan pemeriksaan dengan menemui korban, dokter, hingga mempelajari hasil uji mikrobiologi dan toksikologi Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat.
Hasilnya, ditemukan kadar nitrit sangat tinggi pada buah melon dan lotek dari sisa makanan sekolah.
“Kami mencatat kadar nitrit mencapai 3,91 dan 3,54 mg/L. Padahal standar aman dalam air minum hanya 1 mg/L,” ujarnya.
Artinya, kadar nitrit dalam menu MBG di Bandung Barat hampir 4 kali lipat di atas batas aman yang ditetapkan Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA).
Nitrit adalah senyawa kimia yang lazim digunakan sebagai pengawet daging olahan, seperti sosis atau ham, agar tahan lama dan berwarna segar.
Namun, konsumsi berlebih bisa memicu methemoglobinemia, yaitu kondisi berkurangnya kemampuan hemoglobin membawa oksigen dalam darah.
Nitrit juga berisiko membentuk nitrosamin, senyawa karsinogenik yang dapat meningkatkan risiko kanker lambung dan pankreas.
Secara alami, sebagian buah dan sayuran memang mengandung nitrit.
Kadarnya bisa meningkat akibat kerja bakteri yang mengubah nitrat menjadi nitrit.
Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail menyambangi korban keracunan massal di Cipongkor, Selasa (22/9/2025).Pola gejala korban sesuai dengan ciri khas keracunan nitrit, yakni:
Sebagian korban merasa lemas dan sesak napas, tanda adanya gangguan suplai oksigen akibat nitrit.
Hanya 3 persen korban yang mengalami diare, gejala yang biasanya dominan dalam kasus keracunan makanan.
Kasus keracunan pertama kali terdeteksi pada Senin (22/9/2025), saat belasan siswa SMK Pembangunan Bandung Barat jatuh sakit usai menyantap menu MBG.