KOMPAS.com - Aparat kepolisian terus berjaga di tiga titik wilayah strategis untuk menghalau para demonstran di Jalan Yos Sudarso, Jalan Pemuda, dan Jalan Panglima Sudirman, Surabaya, Jumat malam (29/8/2025).
Sejumlah demonstran masih berseliweran di tiga lokasi tersebut menggunakan sepeda motor.
Puluhan polisi dibantu kendaraan water cannon mencoba menghalau massa agar tidak mendekati Gedung Negara Grahadi.
Dilansir dari Antaranews, beberapa pot tanaman kecil yang berada di pinggir jalan sempat dibuang ke tengah jalan oleh para demonstran. Namun begitu aparat mendekat, massa langsung mundur.
“Mundur, mundur, cari tempat aman,” ucap salah satu pendemo sambil berlari ke arah Balai Kota Surabaya.
Hingga pukul 18.15 WIB, beberapa demonstran masih berada di Jalan Yos Sudarso sambil berteriak ke arah polisi.
Meski aparat melakukan aksi pencegahan, tidak terjadi kontak fisik antara massa dan petugas.
Baca juga: Demo Solidaritas di Surabaya yang Memanas
Sebelumnya, para demonstran menggelar aksi solidaritas dengan membawa poster-poster yang mengecam kekerasan aparat di Jakarta.
Ratusan pendemo memadati Jalan Gubernur Suryo, tepatnya di depan Gedung Negara Grahadi, Jumat sore.
Sekitar pukul 14.40 WIB, massa merangsek ke depan gerbang sisi timur Gedung Grahadi. Mereka juga menyanyikan lagu Tanah Airku ciptaan Saridjah Niung atau yang akrab dipanggil Ibu Sud.
“Tanah Air, kutidak kulupakan kan ku kenang selama hidupku,” teriak ratusan pendemo sambil berjalan menuju Gedung Grahadi.
Hingga pukul 15.39 WIB, kelompok demonstran lain terus berdatangan untuk memenuhi jalanan di depan Gedung Grahadi, sembari menyanyikan lagu-lagu perjuangan seperti Butuh Tani.
Baca juga: Demo Surabaya Diwarnai Tembakan Gas Air Mata di Taman Apsari
Pada pukul 16.00 WIB, massa sempat menjauh dari Gedung Grahadi dan berkumpul di depan Alun-Alun Kota Surabaya karena tindakan penanganan aparat kepolisian.
Meski sempat mundur, demonstran kembali memenuhi jalanan di sekitar Gedung Grahadi hingga pukul 17.00 WIB, sementara polisi terus berjaga untuk menghalau aksi massa.
Demonstrasi ini digelar sebagai bentuk protes dan kekecewaan masyarakat atas jatuhnya korban dalam unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Kamis (28/8/2025).
Affan Kurniawan (21), seorang pengemudi ojek daring, meninggal dunia setelah dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob di tengah kericuhan antara demonstran dan aparat kepolisian di Jalan Pejompongan, Jakarta Pusat.
Baca juga: Demo Solidaritas di Surabaya: Massa Bakar Motor, Gas Air Mata dan Bom Molotov Dilemparkan
Kericuhan di Pejompongan terjadi setelah berbagai elemen masyarakat yang menggelar aksi di sekitar kompleks parlemen dipukul mundur oleh polisi.
Insiden ini menjadi pemicu solidaritas dan aksi protes di sejumlah daerah, termasuk Surabaya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini