KOMPAS.com – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mendorong penegakan hukum terhadap korban aksi unjuk rasa di berbagai daerah yang berujung menelan korban jiwa maupun luka-luka.
Ketua Komnas HAM, Anis Hidayah, menegaskan bahwa aparat penegak hukum harus segera memproses kasus dugaan kekerasan yang dialami masyarakat, terutama korban meninggal dunia dan korban luka-luka.
"Kami juga ingin mendorong aparat penegakan hukum untuk melakukan proses penegakan hukum, terutama bagi para korban yang meninggal dunia dan mengalami luka-luka yang diduga itu disebabkan oleh kekerasan oleh aparat,” ujar Anis dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (2/9/2025).
Baca juga: Saat PBB Soroti Demo di Indonesia, DPR hingga Komnas HAM Beri Dukungan
Komnas HAM mencatat sedikitnya 10 orang meninggal dunia dalam rangkaian unjuk rasa menolak kenaikan tunjangan anggota DPR. Para korban tersebar di sejumlah daerah, mulai dari Jakarta hingga Papua Barat.
Daftar korban meninggal dunia versi Komnas HAM adalah sebagai berikut:
1. Affan Kurniawan (Jakarta)
Affan, seorang pengemudi ojek online (ojol), meninggal dunia ketika tertabrak dan terlindas oleh kendaraan taktis (rantis) Brimob pada saat demonstrasi di sekitar Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, tanggal 28 Agustus 2025. Peristiwa ini memicu gelombang demonstrasi lanjutan di berbagai kota.
2. Andika Lutfi Falah (Jakarta)
Andika, pelajar SMK dari Tangerang berusia sekitar 16 tahun, meninggal setelah mengikuti demo di Jakarta. Dia mengalami luka serius di kepala bagian belakang (retak) dan sempat koma sebelum akhirnya meninggal.
3. Rheza Sendy Pratama (Yogyakarta)
Rheza adalah mahasiswa Amikom Yogyakarta yang tewas saat demo di depan kantor Polda DIY, Sleman. Ia terkena kekerasan saat polisi menembakkan gas air mata dan terlibat bentrokan. Dievakuasi ke RS Sardjito, dinyatakan meninggal pukul 19.06 WIB pada 30 Agustus 2025.
4. Sumari (Solo, Jawa Tengah)
Sumari, penarik becak motor berusia sekitar 60 tahun, meninggal dalam kericuhan di Bundaran Gladak, Solo, pada malam 29 Agustus 2025. Diduga kuat penyakit jantungnya kambuh sama terkena paparan gas air mata atau panik dalam massa.
5. Saiful Akbar (Makassar, Sulawesi Selatan)
Plt. Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat (Kasi Kesra) Kecamatan Ujung Tanah, Pemkot Makassar. Ia meninggal dunia pada malam 29 Agustus 2025, ketika gedung DPRD Kota Makassar dibakar oleh massa Saiful terjebak di dalam gedung dan akhirnya meninggal dunia .