KOMPAS.com - Olahraga Padel semakin masif berkembang di kota-kota besar Indonesia, Perkumpulan Besar Padel Indonesia (PBPI) mencari atlet lewat gelaran Sirkuit Nasional.
Sirkuit Indonesia Open 2025 mulai digelar guna menjaring atlet-atlet berbakat, seiring upaya Federasi Internasional Padel (FIP) mengajukan padel jadi salah satu cabang olahraga di Olimpiade Brisbane 2032.
Seri Jakarta sukses digelar pada bulan Mei. Pada Juli ini, seri Bandung mulai diputar di Padel Hill, Jl Mekarsaluyu, Kabupaten Bandung, Jumat (25/7/2025).
Turnamen padel ini mempertandingkan beberapa kategori di antaranya kelas open (mens double dan womens double), lalu kelas Bronze dan Silver.
Baca juga: Liga Padel Antarkomunitas Digelar 15 Pekan, Mulai 20 Juli
Wakil Ketua PBPI, Mochtar Sarman, memaparkan Indonesia punya waktu tujuh tahun untuk mempersiapkan atlet-atlet berbakat cabor padel.
FIP disebut tengah mengupayakan agar Padel jadi salah satu cabor yang dipertandingkan di Olimpiade Brisbane 2032 mendatang.
“Padel ini merupakan salah satu cabor yang perkembangannya cepat sekali. Saya rasa bukan hanya di Indonesia, tapi di dunia,” kata Mochtar Sarman.
“Memang tugas kami itu sekarang dari PB sendiri kita bukan hanya menjadikan padel cabor ini berkembang dengan baik, tapi juga berprestasi,” ujarnya.
Baca juga: Kisah Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Bermain Padel, Penentu Kemenangan Tim
“Jadi selalu pesan dari ketum kami (Galih Dimuntur Kartasasmita), jangan hanya rekreasi saja, tapi harus berprestasi,” sebutnya.
“Apalagi dari FIP (Federasi Internasional Padel) sendiri sedang mengupayakan padel ini untuk masuk di Olimpiade. Jadi kita punya waktu nih, 7 tahun nanti di Brisbane,” terangnya.
Turnamen padel Sirkuit Indonesia Open 2025 direncanakan terus digelar setiap tahunnya dan diharapkan bisa menyumbang atlet Indonesia yang bersaing untuk emas.
“Semoga kita bisa menerima atlet yang bisa menyumbangkan emas untuk Indonesia,” paparnya.
Baca juga: Cerita Marc Klok Duet Bermain Padel dengan Arthur Irawan di The Juara 2
Setelah Jakarta dan Bandung sirkuit nasional ini kemudian akan berlanjut ke kota Surabaya serta terakhir Bali di tahun ini.
Lebih lanjut, Mochtar Sarman turut menanggapi anggapan padel sebagai olahraga FOMO atau fear of missing out yang banyak dilakukan oleh kalangan selebritis.
Baginya, animo dari olahraga padel ini tidak perlu dijaga, dengan sendirinya akan berkelanjutan dengan banyak fasilitas di kota-kota besar Indonesia.
Padel ini juga mudah dimainkan serta bersahabat bagi kalangan muda hingga lanjut usia.
Baca juga: The Juara 2 Siap Digelar, JebreeetMedia Gandeng PB Padel Indonesia
“Saya rasa animo itu tidak perlu dijaga. Saya sangat yakin ini akan terus berkelanjutan. Kenapa? Karena cabor ini sangat unik. Entry barrier ini gampang sekali,” sebut Sarman.
“Jadi hampir semua, lintas umur, lintas usia, lintas gender. Sekeluarga bisa dimainkan. Seperti saya yang sudah lansia juga masih bisa main,” jelasnya.
“Hampir setiap bulan ini lapangan padel penuh terus, apalagi di Jakarta. Di kota lain juga sudah mulai berkembang. Lebih banyak fasilitas yang dibuka, lebih banyak peminatnya,” beber dia.
“Jadi saya yakin akan terus berkembang. Apalagi nanti mau masuk Olimpiade, pasti akan terangkat lagi. Ini bukan FOMO, jadi olahraga serius,” imbuhnya.
Baca juga: Sebab Padel Jadi Tren Olahraga di Kota-kota Besar
Menurut pengamatannya, olahraga padel di Indonesia ini diibaratkan belum matahari terbit jika dibandingkan perkembangan padel di dunia.
Di negara-negara asal padel berkembang, Meksiko, Argentina, dan beberapa negara Eropa seperti Spanyol, mereka sudah memiliki kompetisi-kompetisi yang berkelanjutan.
“Saya rasa kalau padel kita di Indonesia diibaratkan masih belum matahari terbit. Kalau kita lihat di dunia kompetisi-kompetisi di dunia itu sudah banyak, ditonton oleh banyak orang,” begitu pengamatannya.
“Terakhir kalau tidak salah di Argentina itu 16.500 orang yang nonton. Lebih banyak dari pertandingan tenis. Setiap bulan kalau kita lihat itu di internasional selalu ada kompetisi,” tuturnya.
Baca juga: Taklukan Filipina di Babak Final, Indonesia Sabet Juara Asia Pacific Padel Cup 2024
Menurut PBPI, hal yang perlu dijaga bukan hanya animo, melainkan juga prestasi lewat turnamen atau kompetisi yang konsisten berkelanjutan.
“Untuk premier kita di dunia dan kita juga harus melakukan banyak. Saya berharap bukan menjaga animo, tapi menjaga prestasi.”
“Supaya kita harus melakukan banyak kompetisi, apakah dalam skala nasional, apakah internasional. Kita juga terus berpartisipasi untuk mengirim atlet kepada turnamen-turnamen internasional,” tegasnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini