Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kuntoro Boga
Kepala Pusat BSIP Perkebunan, Kementan

Kuntoro Boga Andri, SP, M.Agr, Ph.D, merupakan lulusan Institut Pertanian Bogor tahun 1998. Ia adalah alumni S1 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. Pria kelahiran Banjarmasin tahun 1974 ini diangkat sebagai CPNS pada 1999, dan mulai bekerja sebagai peneliti di BPTP Karangploso, Jawa Timur.

Kelapa: Komoditas Strategis, Nasib Petani, dan Arah Kebijakan

Kompas.com - 03/06/2025, 11:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KELAPA (cocos nucifera) merupakan komoditas strategis yang meskipun sering luput dari sorotan dibandingkan sawit atau kopi, memiliki peran vital dalam kehidupan masyarakat pedesaan dan perekonomian nasional.

Di berbagai wilayah pesisir dan perbukitan, kelapa tidak hanya menjadi sumber penghidupan, tetapi juga bagian dari identitas budaya dan ekonomi keluarga petani kecil.

Tanaman ini telah lama tertanam dalam sistem pertanian rakyat dan menjadi fondasi ekonomi lokal di banyak daerah.

Secara nasional, hingga tahun 2023, luas perkebunan kelapa Indonesia tercatat mencapai 3,32 juta hektare, dengan sekitar 98 persen dikelola oleh petani rakyat.

Pada 2022, produksi kelapa nasional mencapai 2,87 juta ton, menjadikan Indonesia sebagai salah satu produsen utama dunia.

Sentra produksi tersebar di berbagai provinsi seperti Riau, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Jawa Timur, yang masing-masing memiliki kondisi agroklimat dan tradisi pengelolaan yang khas dan mendukung pertumbuhan kelapa.

Secara global, posisi kelapa Indonesia semakin menguat. Pada 2024, ekspor kelapa bulat dan produk turunannya mencapai 431.915 ton, dengan nilai devisa sekitar 1,55 miliar dollar AS atau setara Rp 25 triliun.

 

Negara-negara seperti China, Malaysia, Thailand, dan Amerika Serikat menjadi pasar utama.

Baca juga: Tepung Lokal dan Ketahanan Pangan: Menakar Ulang Dominasi Impor

 

Namun, di balik keberhasilan ini tersimpan tantangan struktural yang serius—mulai dari produktivitas rendah akibat pohon tua, terbatasnya varietas unggul, lemahnya teknologi pascapanen, hingga fluktuasi harga yang sering merugikan petani.

Tanpa pembenahan sistem dari hulu ke hilir, potensi besar kelapa belum tentu bisa menjamin kesejahteraan petaninya.

Harga kelapa tak stabil

Harga kelapa di tingkat produsen menunjukkan tren kenaikan dalam lima tahun terakhir, meski tidak selalu stabil.

Pada 2019, harga rata-rata kelapa berada di kisaran Rp 2.690 per butir, lalu meningkat menjadi Rp 3.291 pada 2023. Tahun 2024 diperkirakan mencapai sekitar Rp 3.300.

Kenaikan ini selain mencerminkan adanya peningkatan nilai jual, tapi juga menunjukkan bahwa pasar kelapa masih sangat rentan terhadap dinamika pasokan dan permintaan.

Meski harga meningkat, petani belum sepenuhnya merasakan manfaatnya. Rantai distribusi yang panjang dan akses pasar yang terbatas membuat petani, terutama di daerah terpencil, menjual kelapa dengan harga lebih rendah dari nilai pasar.

Akibatnya, sebagian besar keuntungan justru dinikmati oleh pedagang perantara. Ketiadaan kelembagaan petani yang kuat turut memperlemah posisi tawar mereka dalam rantai pasok.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Revitalisasi Kebun Teh
Revitalisasi Kebun Teh
Tips
Kelapa: Komoditas Strategis, Nasib Petani, dan Arah Kebijakan
Kelapa: Komoditas Strategis, Nasib Petani, dan Arah Kebijakan
Varietas Tanaman
Menguatkan Posisi Teh Indonesia di Pasar Global
Menguatkan Posisi Teh Indonesia di Pasar Global
Varietas Tanaman
Kebangkitan Petani dan Semangat Nasionalisme Baru
Kebangkitan Petani dan Semangat Nasionalisme Baru
Tips
Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga
Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga
Varietas Tanaman
Membawa Gambir ke Pasar Global
Membawa Gambir ke Pasar Global
Varietas Tanaman
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan
Varietas Tanaman
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia
Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya
Varietas Tanaman
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia
Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan
"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan
Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses
Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi
Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia
Varietas Tanaman
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau