Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kuntoro Boga
Kepala Pusat BSIP Perkebunan, Kementan

Kuntoro Boga Andri, SP, M.Agr, Ph.D, merupakan lulusan Institut Pertanian Bogor tahun 1998. Ia adalah alumni S1 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. Pria kelahiran Banjarmasin tahun 1974 ini diangkat sebagai CPNS pada 1999, dan mulai bekerja sebagai peneliti di BPTP Karangploso, Jawa Timur.

Tepung Lokal dan Ketahanan Pangan: Menakar Ulang Dominasi Impor

Kompas.com - 19/05/2025, 17:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

INDONESIA, yang dikenal sebagai negeri agraris berlimpah sumber daya alam, terutama dalam bentuk bahan pangan lokal seperti sagu dan singkong.

Namun ironisnya, sekitar 99 persen kebutuhan tepung terigu nasional masih bergantung pada impor gandum, terutama dari Australia, Kanada, dan Ukraina.

Volumenya lebih dari 11,7 juta ton pada 2024, dengan nilai impor 3,5 miliar dollar AS atau setara Rp 58 triliun (BPS, 2024).

Ketergantungan ini tidak hanya menciptakan kerentanan terhadap fluktuasi harga global dan gangguan rantai pasok, tetapi juga mengabaikan potensi kekayaan lokal yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Di sisi lain, potensi lahan sagu terbesar di dunia, dengan total sekitar 5,5 juta hektar dari 6,5 juta hektar lahan sagu global dan luas lahan singkong 600.000 hektar belum diberdayakan optimal untuk memenuhi kebutuhan industri pangan dalam negeri.

Sagu dan tapioka sebenarnya memiliki banyak keunggulan. Sagu mengandung sekitar 83 gram karbohidrat per 100 gram bahan dan dikenal rendah indeks glikemiknya, sehingga cocok untuk diet sehat dan penderita diabetes.

Baca juga: Kopi Artisanal dan Evolusi Selera Konsumen Modern

Sementara itu, tapioka dari singkong juga kaya akan energi, bebas gluten, dan bisa digunakan sebagai bahan dasar berbagai produk makanan olahan seperti mie, roti, dan kudapan modern.

Keunggulan lain adalah efisiensi lingkungan, di mana sagu tumbuh di lahan marginal dan rawa tanpa banyak input kimia, serta memiliki jejak karbon rendah.

Singkong pun dikenal sebagai tanaman yang tahan kering dan bisa ditanam hampir di seluruh
wilayah Indonesia.

Dengan pengembangan teknologi pengolahan dan dukungan kebijakan, kedua komoditas ini berpeluang besar menjadi substitusi strategis bagi tepung terigu.

Mendorong diversifikasi tepung berbasis lokal bukan sekadar solusi teknis, tetapi juga langkah strategis memperkuat kedaulatan pangan nasional.

Pemerintah telah menginisiasi program diversifikasi pangan melalui Peraturan Presiden No. 66 Tahun 2021 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi. Namun implementasinya masih lemah di
tingkat industri dan konsumen.

Dukungan terhadap riset, insentif bagi UMKM, dan edukasi konsumen menjadi kunci untuk mendorong adopsi tepung lokal dalam skala luas.

Dengan meningkatnya kesadaran akan pangan sehat dan tren keberlanjutan global, inilah momentum tepat bagi Indonesia untuk beralih dari ketergantungan pada impor gandum menuju pemanfaatan penuh potensi sagu dan singkong, dan bukan hanya sebagai alternatif, tetapi sebagai identitas pangan nasional.

Profil gizi dan potensi agribisnis

Dari sisi gizi, perbandingan tiga jenis tepung ini menunjukkan karakter berbeda. Tepung terigu, terutama dari gandum utuh, unggul dalam hal kandungan protein (~13 g per 100 g) dan serat (~10,7 g), namun memiliki indeks glikemik (IG) tinggi yang kurang ideal bagi penderita diabetes atau mereka yang menjaga pola makan.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
Ekbis
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Ekbis
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Ekbis
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
Ekbis
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
Ekbis
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban  hingga ke Pelosok
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban hingga ke Pelosok
Ekbis
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Ekbis
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Ekbis
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi 'Angin Segar' di Semester II 2025
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi "Angin Segar" di Semester II 2025
Cuan
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Energi
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
Ekbis
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Ekbis
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Ekbis
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
Ekbis
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
Keuangan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau