Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan

Kompas.com - 08/06/2025, 19:43 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

Sumber CNBC

KOMPAS.comKecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kerap dianggap sebagai ancaman bagi tenaga kerja manusia. Namun, laporan terbaru dari PwC justru menunjukkan bahwa AI bukan menghilangkan pekerjaan, melainkan menciptakannya—dan membuat pekerja menjadi lebih bernilai.

Temuan tersebut dipaparkan dalam laporan AI Jobs Barometer 2025, yang menganalisis lebih dari 800 juta iklan pekerjaan dan ribuan laporan keuangan perusahaan di enam benua.

Joe Atkinson, Chief AI Officer Global PwC, mengatakan bahwa reaksi negatif terhadap AI kerap dipicu oleh kecepatan kemajuan teknologi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca juga: Demi AI, Meta Kontrak Pakai Nuklir dari Pembangkit yang Nyaris Tutup

“Yang menyebabkan orang bereaksi dalam lingkungan ini adalah kecepatan inovasi teknologi. Kenyataannya, inovasi teknologi bergerak sangat, sangat cepat—lebih cepat dari apa pun yang pernah kita lihat sebelumnya,” kata Joe, dilansir dari CNBC, Minggu (8/6/2025).

Alih-alih mengurangi pekerjaan, AI justru mendorong pertumbuhan lapangan kerja baru. “Apa yang ditunjukkan oleh laporan tersebut, sebenarnya, adalah AI menciptakan lapangan kerja,” lanjut Atkinson.

Enam Mitos yang Dipatahkan Terkait AI

PwC mengidentifikasi dan membantah enam mitos umum tentang dampak AI di dunia kerja. Berikut penjelasannya:

Baca juga: Google Mendadak Setop Fitur AI di Aplikasi Photos

1. Mitos Produktivitas

Klaim: AI belum berdampak signifikan terhadap produktivitas.

Faktanya, sejak 2022, sektor-sektor yang paling siap mengadopsi AI mencatatkan pertumbuhan produktivitas hampir empat kali lipat dibanding sektor yang belum siap.

Industri seperti penerbitan perangkat lunak bahkan menunjukkan peningkatan pendapatan per karyawan hingga tiga kali lipat.

2. Mitos Upah

Klaim: AI menekan upah dan daya tawar pekerja.

Namun faktanya, upah rata-rata pekerja dengan keterampilan AI 56 persen lebih tinggi daripada mereka yang tidak memiliki keterampilan tersebut, dalam jenis pekerjaan yang sama.

Kenaikan ini melonjak dari 25 persen pada tahun lalu. Industri yang paling banyak terpapar AI juga mencatat pertumbuhan upah dua kali lebih cepat dibanding industri lainnya.

Baca juga: AI Bisa Gantikan Manusia yang Tidak Siap Menghadapi Perubahan

3. Mitos Jumlah Pekerjaan

Klaim: AI akan menyebabkan berkurangnya pekerjaan.

Padahal, pekerjaan dengan paparan rendah terhadap AI tumbuh sebesar 65 persen antara 2019 hingga 2024. Namun, pekerjaan yang lebih banyak bersinggungan dengan AI juga tetap tumbuh, meski pada tingkat lebih lambat yakni 38 persen.

4. Mitos Ketimpangan

Klaim: AI memperlebar kesenjangan sosial dan ekonomi.

Halaman:


Terkini Lainnya
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
Ekbis
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Ekbis
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Ekbis
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
Ekbis
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
Ekbis
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban  hingga ke Pelosok
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban hingga ke Pelosok
Ekbis
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Ekbis
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Ekbis
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi 'Angin Segar' di Semester II 2025
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi "Angin Segar" di Semester II 2025
Cuan
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Energi
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
Ekbis
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Ekbis
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Ekbis
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
Ekbis
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
Keuangan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau