Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump

Kompas.com - 08/06/2025, 21:10 WIB
Aprillia Ika

Editor

Sumber CNBC

KOMPAS.com – Procter & Gamble (P&G), perusahaan raksasa barang konsumen asal Amerika Serikat, akan memangkas sekitar 7.000 pekerja dalam dua tahun ke depan. Kebijakan ini muncul sebagai dampak dari tarif tinggi yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump kepada negara mitra dagang, termasuk China.

Langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) ini menyasar divisi non-manufaktur, atau sekitar 15 persen dari total tenaga kerja di segmen tersebut. Perusahaan yang berbasis di Ohio, AS, itu saat ini mempekerjakan sekitar 108.000 orang di seluruh dunia.

“Program restrukturisasi ini merupakan langkah penting untuk memastikan kemampuan perusahaan bertahan selama dua hingga tiga tahun mendatang,” ujar Kepala Keuangan P&G, Andre Schulten, dikutip dari CNBC, Minggu (8/6/2025).

Namun ia menambahkan, “Hal itu tidak menghilangkan tantangan jangka pendek yang saat ini kami hadapi.”

Baca juga: Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak

P&G menyebut kenaikan tarif impor membuat biaya produksi meningkat. Untuk mengimbanginya, perusahaan terpaksa menaikkan harga jual, yang kemudian menekan daya beli konsumen dan memperlambat penjualan.

Pada kuartal III tahun fiskal, penjualan organik P&G di AS hanya tumbuh 1 persen. Perusahaan juga memperkirakan laba per saham kuartal IV tahun fiskal turun 3 hingga 4 sen.

Tak hanya itu, P&G memproyeksikan beban keuangan akibat tarif mencapai 600 juta dollar AS atau sekitar Rp 9,9 triliun (kurs Rp 16.500 per dollar AS) sebelum pajak hingga tahun fiskal 2026.

Selain itu, perusahaan juga memperkirakan akan menanggung biaya non inti atau noncore costs sebesar 1 miliar dollar AS hingga 1,6 miliar dollar AS, atau setara Rp 16,5 triliun hingga Rp 26,4 triliun. Biaya ini muncul dari restrukturisasi rantai pasok dan perampingan organisasi internal.

Baca juga: Cerita Pejuang KPR Bertahan di Tengah Himpitan: Sempat Kepikiran Jual Rumah Jika Kena PHK...

Langkah P&G mengikuti jejak sejumlah korporasi besar AS lainnya seperti Microsoft dan Starbucks yang lebih dulu melakukan PHK besar-besaran sepanjang 2025, di tengah dampak lanjutan dari kebijakan tarif yang agresif.

Kabar PHK ini langsung berdampak ke pasar saham. Harga saham P&G tercatat turun lebih dari 1 persen pada Kamis (5/6/2025), dan secara kumulatif telah turun 2 persen sepanjang tahun ini. Adapun kapitalisasi pasar perusahaan mencapai 407 miliar dollar AS atau sekitar Rp 6.715,5 triliun.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
Ekbis
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Ekbis
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Ekbis
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
Ekbis
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
Ekbis
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban  hingga ke Pelosok
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban hingga ke Pelosok
Ekbis
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Ekbis
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Ekbis
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi 'Angin Segar' di Semester II 2025
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi "Angin Segar" di Semester II 2025
Cuan
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Energi
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
Ekbis
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Ekbis
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Ekbis
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
Ekbis
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
Keuangan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau