JAKARTA, KOMPAS.com - Emiten perhiasan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) menargetkan pertumbuhan penjualan dan pembukaan outlet baru pada sisa tahun 2025.
Hal tersebut lantaran HRTA telah mencetak pertumbuhan kinerja yang didorong oleh harga emas yang naik.
Direktur Investor Relations HRTA, Thendra Crisnanda, yakin kinerja penjualan HRTA masih bisa tumbuh hingga 60 persen di sisa tahun 2025 ini.
"Penjualan di HRTA ini kami optimistis masih bisa tumbuh di 50-60 persen hingga akhir 2025 itu year-on-year dibandingkan dengan realisasi di tahun 2024," kata dia dalam Public Expose HRTA, Senin (8/9/2025).
Baca juga: Rencana IPO Merdeka Gold Resources (EMAS), Bidik Dana hingga Rp 4,88 Triliun
"Proyeksi pertumbuhan laba bersih itu di angka 30-40 persen yoy dibandingkan dengan tahun lalu," timpal dia.
Ia menjelaskan, HRTA berencana menambah jumlah outlet sebanyak 10-15 outlet setiap tahunnya.
Pada tahun 2025 ini, total outlet yang ingin dicapai adalah 100 outlet.
Sebagai pembanding, pada tahun 2024, jumlah outlet ritel HRTA baru berada di angka 85 outlet.
Adapun hingga paruh pertama 2025, HRTA telah memiliki sejumlah 93 toko.
Thendra bilang, HRTA juga akan melakukan ekspansi bisnis ritel ke depannya untuk meningkatkan margin yang bisa dikumpulkan perusahaan.
Dari sisi belanja modal, HRTA mengatakan, jumlah capital expenditure (capex) yang telah terserap perusahaan sebanyak lebih dari 55 persen.
"Capex terbesar salah satunya secara keseluruhan adalah pembangunan pabrik yang terintegrasi, yang ditargetkan bisa selesai di kuartal IV-2025 ini," terang dia.
Ke depan, HRTA juga akan fokus ekspansi di luar Pulau Jawa, seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi yang dekat dengan daerah yang memiliki potensi besar dan kaya dengan komoditas.
Adapun, HRTA membukukan kinerja keuangan tertinggi sepanjang masa atau all-time high performance pada semester I-2025, dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 82,63 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Pada paruh pertama 2025, HRTA telah mencatat pendapatan senilai Rp 15,05 triliun, atau meroket dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 8,24 triliun.