Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Redam Mahalnya Harga Kelapa, Pemerintah Pilih Pungutan Ekspor

Kompas.com - 19/05/2025, 17:18 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah akan menerapkan pungutan ekspor (PE) untuk komoditas kelapa bulat sebagai upaya untuk meredam mahalnya harga kelapa dan produk turunannya di dalam negeri.

Menteri Perdagangan RI Budi Santoso menyebutkan, aturan PE kelapa bulat segera terbit pekan ini. Aturan PE kelapa bulat ini akan terbit dalam bentuk Peraturan Menteri Keuangan.

“Kalau enggak salah besok, minggu ini ya. Tadi sih udah ada suratnya. Saya lupa tanggalnya,” ujar Mendag Budi di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Senin (19/5/2025).

Baca juga: Menilik Peluang Ekspor Kelapa Indonesia ke China

Menurut Budi, dengan adanya PE kelapa bulat, pasokan kelapa bulat dalam negeri akan lebih seimbang dan harga akan kembali menurun.

“Jadi kan petani lebih (suka) ekspor, kan harganya bagus. Nah kita kan harus menyeimbangkan antara kebutuhan dalam negeri dan ekspor. Jangan sampai juga di dalam negeri kebutuhan para industri sampai terganggu,” kata Budi.

Mendag juga mengatakan, Kementerian Keuangan telah sepakat soal pungutan ekspor kelapa bulat.

“Saya pikir semua sudah sepakat kemarin. Sebenarnya sih prinsipnya sudah tidak ada masalah dan mau diputuskan bersama," kata Budi usai agenda Harkonas 2025 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Minggu (18/5/2025), dikutip dari Kontan.

Sebelumnya, Kemendag mengusulkan adanya PE kelapa bulat setelah harga komoditas itu sempat melambung sampai Rp 30.000 per butir.

Budi mengatakan, Kemendag hanya sebatas memberikan pertimbangan atau mengusulkan saja. Aturan akan dikeluarkan lewat Peraturan Menteri Keuangan (PMK).

“Tidak perlu Permendag (Peraturan Menteri Perdagangan), itu PMK (dan sudah kita sampaikan," ucap Budi di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Selasa (6/5/2025).

Baca juga: Kelapa Mahal dan Langka, Benarkah Hanya gara-gara China?

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau