Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Irvan Mahmud Asia
Pengamat dan Penulis

Direktur Eksekutif Pusat Pengkajian Agraria dan Sumber Daya Alam (PPASDA); Wasekjen DPP Pemuda Tani HKTI

Menyelamatkan Industri Kelapa Nasional

Kompas.com - 18/05/2025, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

HARGA kelapa bulat di pasar domestik naik berkali-kali lipat. Harga kelapa parut mencapai Rp 25.000/butir. Dalam kondisi normal, harga kelapa parut dihargai Rp 10.000-15.000 per butir.

Penyebap utamanya kelapa domestik lebih banyak diekspor, membuat pasokan industri pengolahan kelapa dalam negeri mengalami krisis bahan baku.

Hasil survei internal Himpunan Industri Pengolahan Kelapa Indonesia (HIPKI) pada Desember 2024, menunjukan 16 perusahaan kelapa hanya mampu mengoperasikan 33 persen dari total kapasitas produksi maksimum.

Masih temuan HIPKI, sejak Januari sampai 25 Februari 2025, sebanyak 6 perusahaan telah berhenti berproduksi sementara waktu (Kompas, 16 Maret 2025).

Para pengusaha memilih menjual kelapa ke pasar ekspor karena harga lebih tinggi dibandingkan pasar domestik.

Kelangkaan pasokan tidak saja membuat harga naik, tetapi berakibat pada pemutusan hubungan kerja (PHK) seperti kejadian di PT Pulau Sambu yang melakukan PHK 1.700 pekerja dan PT Riau Sakit United Plantations (RSUP) sebanyak 1.800 pekerja.

Baca juga: Mengurai Keruwetan Tata Niaga Kelapa

Kedua perusahaan ini melakukan PHK karyawan karena melakukan pengurangan produksi sebagai imbas bahan baku yang makin berkurang.

Data BPS menunjukan sepanjang Januari-Februari 2025, Indonesia mengekspor 71.077 ton kelapa kulit ke sejumlah negara.

China menjadi negara tujuan utama ekspor komoditas ini, yakni sebanyak 68.065 ton dengan nilai 29,5 juta dollar AS, diikuti Vietnam 2.180 ton, Thailand 550 ton, dan Malaysia 280 ton.

Fakta ini memperkuat pernyataan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan pada Februari 2025, bahwa kelapa Indonesia diborong China sampai stok di dalam negeri kurang.

Oleh China kelapa Indonesia diolah menjadi coconut milk. Saat bersamaan, tata niaga kelapa juga buruk, terjadi ekspor ilegal kesejumlah negara.

Apakah petani menikmati kenaikan harga tersebut? Fakta di lapangan harga tinggi tidak tertransmisikan langsung ke petani.

Margin terbesarnya ada di pelaku usaha seperti para pengepul/toke. Petani menjual ke pengepul karena prosesnya yang mudah – termasuk ijon di depan (sebelum panen), dan mendapatkan kepastian pembeli.

Moratorium bukan solusi

Di tengah gejolak tersebut, kini muncul wacana dari pemerintah (Kementrian Perindustrian) melakukan moratorium ekspor kelapa untuk melindungi pasokan bahan baku industri lokal.

Jika usulan moratorium ini disepakati dalam Rakortas di Kemenko Perekonomian, sebaiknya hanya solusi jangka pendek-maksimal 6 bulan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Industri
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Ekbis
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
Keuangan
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Cuan
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau