Super League 2025-2026 Berpotensi Tetap Libatkan Wasit Asing

KOMPAS.com - Wakil Ketua Komite Wasit PSSI, Yoshimi Ogawa, menyatakan kompetisi Super League 2025-2026 masih berpotensi menggunakan wasit asing meski dalam skala kecil.

Super League 2025-2026 akan segera bergulir mulai Jumat (8/8/2025).

Laga pembuka resmi akan mempertemukan Persebaya Surabaya versus PSIM Yogyakarta di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (8/8/2025).

Jelang dimulainya kompetisi, Komite Wasit gencar untuk memberikan workshop atau seminar terkait Law of the Game terbaru kepada berbagai pihak, utamanya wasit yang akan bertugas.

Itu semua dilakukan agar wasit bisa menunjukkan kinerja terbaik dengan mengambil keputusan yang seadil-adilnya ketika bertugas di lapangan.

Baca juga: 4 Klub Super League Masih Tunggak Gaji 15 Pemain dengan Total Rp4,3 M

Kendati demikian, dorongan untuk menggunakan jasa wasit asing tetap masih bergaung.

Pasalnya, selama ini wasit asing dinilai menunjukkan kinerja yang lebih baik dan lebih adil.

Menyikapi hal tersebut, Ogawa menyebut bahwa wasit asing memang masih akan hadir pada Super League 2025-2026.

Namun, persentasenya sangatlah kecil karena PSSI ingin mendorong peningkatan kualitas wasit lokal.

"Untuk wasit asing, seperti yang Pak Erick (Thohir) bilang (pemakaiannya) dalam jumlah kecil sekitar 30 persen," kata Ogawa kepada wartawan selepas memberikan workshop LoTG di Jakarta, Rabu (6/8/2025).

"Tetapi, dia juga perhatian agar sebisa mungkin kita harus menggunakan wasit Indonesia untuk mengembangkan sepak bola," jelasnya.

Proses Panjang Hadirkan Wasit Asing

Makanya, lanjut Ogawa, pemilihan wasit asing yang akan bertugas di Super League tak bisa asal.

Baca juga: Respons Persib Terkait Larangan Suporter Tandang di Super League

Mereka harus memiliki kualitas di atas rata-rata karena akan menjadi contoh langsung bagi juru pengadil lokal.

"Kita harus benar-benar membawa wasit luar dengan kualitas yang bagus untuk dijadikan contoh. Bukan hanya sekedar wasit," ujar pria asal Jepang.

Selain perkara kualitas, minimnya jumlah wasit asing yang bisa bekerja di Indonesia lantaran harus melalui proses yang cukup panjang.