Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hasanudin Abdurakhman
Doktor Fisika Terapan

Doktor di bidang fisika terapan dari Tohoku University, Jepang. Pernah bekerja sebagai peneliti di dua universitas di Jepang, kini bekerja sebagai General Manager for Business Development di sebuah perusahaan Jepang di Jakarta.

Memperlakukan Anak dengan Adil

Kompas.com - 04/07/2017, 09:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Para orang tua sering bertanya, apakah anak-anak harus kita perlakukan dengan sama? Kalau sama, apakah semua perlakuan akan cocok? Kalau tidak sama, apakah itu tidak melanggar prinsip keadilan?

Adil memang konsep yang sering kali terlalu rumit untuk dipahami. Apakah sama itu adil? Atau justru sebaliknya, apakah adil itu harus sama?

Kita bisa menyederhanakan rumusannya. Anak harus diperlakukan sama, dalam arti semua mendapatkan kebutuhannya. Kita harus ingat, bahwa kebutuhan setiap anak berbeda-beda.

Perbedaan yang paling nyata pada anak kita adalah perbedaan usia. Anak dengan usia yang berbeda tentu berbeda pula kebutuhannya. Maka kita perlakukan mereka sesuai kebutuhan, tentu saja perlakuannya berbeda. Anak bayi masih perlu digendong, sedangkan yang sudah balita tidak perlu lagi.

Perbedaan yang lain adalah jenis kelamin. Anak lelaki berbeda kebutuhan dengan anak perempuan, maka perlakuan atas mereka akan berbeda. Tapi ingat, basisnya adalah kebutuhan, bukan hal lain.

Ada orang tua yang membedakan perlakuan terhadap anak lelaki dan perempuan, tapi basisnya bukan kebutuhan anak-anak, melainkan perasaan atau kehendak mereka sendiri. Misalnya, anak perempuan tidak boleh pergi sekolah jauh dari orang tua. Apakah itu berbasis pada kebutuhan anak? Tidak. Itu basisnya adalah perasaan, atau nilai yang dianut oleh orang tua.

Lalu, apakah anak dengan usia yang sama harus diperlakukan sama? Misalnya, saat anak kita berusia 5 tahun, apakah perlakuan terhadapnya harus sama seperti saat kakak atau abangnya berusia 5 tahun? Lagi-lagi kita harus melihat kebutuhannya. Anak-anak dengan usia sama pun bisa berbeda kebutuhannya. Bahkan anak kembar sekalipun bisa berbeda kebutuhannya.

Anak pertama saya suka digendong waktu bayi. Menjelang tidur saya suka menggendong dia sampai dia tertidur. Ketika anak kedua saya lahir, saya perlakukan sama, saya gendong sebelum tidur. Di usia 5 bulan dia menunjukkan perbedaan. Tangannya mendorong badan saya, memberi isyarat untuk diletakkan saja di tempat tidur. Ia mau tidur sendiri, tanpa perlu digendong.

Jadi, sebagai orang tua kita perlu mengenali kebutuhan anak-anak kita, kemudian memperlakukannya sesuai kebutuhan itu. Banyak dari kita yang ingin memperlakukan secara sama. Pokoknya harus sama. Kakakmu begitu, maka kamu juga harus begitu. Maka anak yang kebutuhannya berbeda akan merasa diperlakukan tidak adil saat ia diperlakukan sama dengan anak lain.

Demikian pula sebaliknya, banyak orang tua yang bingung dalam menjelaskan kepada anak, kenapa ia diperlakukan berbeda dengan anak lain. Atau, saat anak menuntut perlakuan yang sama, padahal ia tidak atau belum membutuhkan perlakuan itu. Orang tua jadi merasa bersalah, karena telah membeda-bedakan perlakuan. Mereka bingung karena tidak menyadari bahwa perbedaan perlakuan itu terjadi karena adanya perbedaan kebutuhan.

Sering kita terjebak untuk memperlakukan anak-anak secara sama, karena menganggap itulah yang adil dan terbaik. Atau, kita membedakan perlakuan berbasis hal-hal yang bukan kebutuhan anak, atau bahkan tanpa dasar sama sekali. Keduanya akan membuat anak merasa diperlakukan secara tidak adil.

Hal terpenting dalam hal ini adalah soal mengenali kebutuhan anak. Untuk bisa melakukan itu, kita perlu mengenali mereka dengan baik. Artinya, kita harus berkomunikasi dengan baik, akrab dengan anak-anak kita. Kita kenal karakter mereka, serta kebutuhan-kebutuhan mereka. Itu juga akan mempermudah kita dalam menjelaskan perlakuan yang kita terapkan pada anak. Anak percaya bahwa mereka diperlakukan berbasis kebutuhan, dan perlakuannya adil, meski berbeda.

Baca: Merawat Imajinasi Anak

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Dian Sastro Soroti Fenomena Ageism, Perempuan Bisa Berkarya Tanpa Batas Usia
Dian Sastro Soroti Fenomena Ageism, Perempuan Bisa Berkarya Tanpa Batas Usia
Beauty & Grooming
Pentingnya Menstimulasi Anak Sesuai Zona Perkembangan Proksimal, Apa Itu?
Pentingnya Menstimulasi Anak Sesuai Zona Perkembangan Proksimal, Apa Itu?
Parenting
Anak CIBI Lebih Nyaman Bergaul dengan Orang Lebih Tua, Ini Alasannya Menurut Psikolog
Anak CIBI Lebih Nyaman Bergaul dengan Orang Lebih Tua, Ini Alasannya Menurut Psikolog
Parenting
Mengapa Hubungan Katy Perry dan Justin Trudeau Diramalkan Langgeng
Mengapa Hubungan Katy Perry dan Justin Trudeau Diramalkan Langgeng
Relationship
Bisakah Orangtua Membentuk Anak Jadi CIBI? Ini Kata Psikolog
Bisakah Orangtua Membentuk Anak Jadi CIBI? Ini Kata Psikolog
Parenting
Nikah dengan Sahabat? Ini Inspirasi Cincin Nikah yang Penuh Makna
Nikah dengan Sahabat? Ini Inspirasi Cincin Nikah yang Penuh Makna
BrandzView
9 Inspirasi Outfit Musim Hujan, Tetap Stylish Meski Cuaca Mendung
9 Inspirasi Outfit Musim Hujan, Tetap Stylish Meski Cuaca Mendung
Fashion
Kompres Air Hangat atau Dingin untuk Anak Sakit? Ini Kata Dokter
Kompres Air Hangat atau Dingin untuk Anak Sakit? Ini Kata Dokter
Parenting
Anak CIBI Rentan Mengalami Stres dan Burnout, Orangtua Harus Apa?
Anak CIBI Rentan Mengalami Stres dan Burnout, Orangtua Harus Apa?
Parenting
Apakah IQ Anak Bisa Ditingkatkan? Ini Penjelasan Psikolog
Apakah IQ Anak Bisa Ditingkatkan? Ini Penjelasan Psikolog
Parenting
Panduan Makan Anak Diare, Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Dimakan?
Panduan Makan Anak Diare, Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Dimakan?
Parenting
Rahasia Percaya Diri El Putra dan Leya Princy, Self Care dan Pikiran Terbuka
Rahasia Percaya Diri El Putra dan Leya Princy, Self Care dan Pikiran Terbuka
Wellness
5 Perlengkapan Medis yang Wajib Ada di Rumah Saat Anak Mendadak Sakit
5 Perlengkapan Medis yang Wajib Ada di Rumah Saat Anak Mendadak Sakit
Parenting
Journaling Digital Vs Tulis Tangan, Mana yang Lebih Menenangkan Pikiran?
Journaling Digital Vs Tulis Tangan, Mana yang Lebih Menenangkan Pikiran?
Wellness
5 Zodiak Paling Slow Respon, Kurang Cocok Jadi Kontak Darurat
5 Zodiak Paling Slow Respon, Kurang Cocok Jadi Kontak Darurat
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau