KOMPAS.com - Move on dari mantan bukan hal gampang, apalagi kalau hati belum siap. Sebaiknya cobalah lost contact (putus hubungan atau berhenti berkontak) dengan mantan.
Jika ingin lekas melupakan mantan dan memulai lembaran baru, berikut tips dari terapis pernikahan dan keluarga berlisensi Dr. Jenn Mann, dilansir dari InStyle, Senin (8/9/2025).
Baca juga:
Dalam artikelnya, Mann menyampaikan, memutus kontak dengan mantan pasangan selama enam sampai 12 bulan adalah cara terbaik untuk "detoks" dari hubungan tersebut.
Langkah ini untuk mengetahui apakah mereka orang yang bisa dan ingin kamu jadikan sebagai teman kelak, meskipun statusnya juga sebagai mantan pasangan.
"Saat harus memutuskan kontak, kebanyakan orang kesulitan. Dibutuhkan disiplin emosional yang sangat tinggi untuk tidak menghubungi mantan yang telah menjalin hubungan selama berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun," utur Mann.
Ia menambahkan, keluhan paling umum dari orang-orang yang memutus kontak dengan mantannya adalah sang mantan pernah menjadi sahabatnya.
"Kebanyakan orang tidak ingin kehilangan koneksi, dorongan, dan persahabatan yang pernah diberiikan pasangan mereka," tutur Mann.
Kendati demikian, memutus kontak perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan mental, sekaligus menyembuhkan dan memulihkanmu.
Hal pertama yang bisa dilakukan agar kamu bisa memutus kontak sepenuhnya dengan mantan pasangan adalah menulis surat untuk diri sendiri.
Surat bisa dibaca ketika kamu merasa tidak berdaya. Isinya mencakup motivasimu untuk mengakhiri hubungan tersebut.
Bisa pula soal mengapa kamu tahu kamu harus menjauh dari orang yang telah mengakhiri hubungan tersebut.
"Surat seperti ini seharusnya mengingatkanmu tentang dampak yang akan terjadi jika kamu menghubunginya lagi, dan memberi motivasi untuk tetap memutus kontak," tulis Mann.
Akhir dari sebuah hubungan adalah sebuah kehilangan, meskipun hal tersebut tepat untuk dilakukan.
Ketika sebuah hubungan berakhir, seseorang melalui tahap-tahap kesedihan dan kehilangan yang sama seperti ketika ada kematian.
"Tahap-tahap ini adalah penyangkalan, kemarahan, depresi, dan penerimaan. Kita tidak selalu melaluinya dalam urutan tertentu, dan kita tidak 'lulus' dari yang satu sebelum beralih ke yang lain," kata Mann dalam tulisannya.
Sangat mungkin bagi seseorang untuk mengalami dua tahap secara bergantian, misalnya kesedihan dan kemarahan.
Dengan demikian, beri ruang pada diri sendiri untuk berduka tanpa melibatkan mantan pasangan di dalamnya.
Baca juga:
Mann juga menyarankan untuk membuat daftar berisi semua hal buruk yang pernah dilakukan oleh mantan pasangan.
Daftar tersebut bisa mencakup sebagai berikut:
"Kamu mungkin ingin menyimpan daftar ini bersama surat untuk diri sendiri," ucap Mann.