Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Fatherless Masih Bisa Bangkit dan Dekat Kembali dengan Ayah di Masa Dewasa

Kompas.com - 26/10/2025, 14:15 WIB
Nabilla Ramadhian,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak semua anak tumbuh bersama sosok ayah yang hadir secara penuh dalam kehidupannya, baik secara fisik maupun emosional.

Misalnya saja pada anak-anak dengan ayah yang terpaksa absen secara fisik karena disibukkan oleh pekerjaan, dan absen secara emosional untuk “meladeni” anak karena sudah terlalu lelah mencari nafkah.

“Sebenarnya kan memang kehadiran ayah itu dibutuhkan, tapi kan situasi tidak selalu ideal. Bisa jadi, kelekatan terjalin di usia-usia selanjutnya. Itu sangat mungkin terjadi,” ucap psikolog klinis Widya S. Sari, M.Psi saat ditemui di Gramedia Jalma, Jakarta, Kamis (23/10/2025).

Baca juga: Mengapa Daddy Issues dan Fatherless Berbeda? Simak Penjelasan Psikolog

Bukan berarti anak akan menjadi korban fatherless sepanjang hidupnya.

Kesempatan untuk bangkit dari situasi fatherless dan membangun kelekatan dengan ayah, bisa muncul kembali di usia dewasa ketika sang kepala keluarga sudah pensiun.

Bangkit dari situasi fatherless

Dampak fatherless

Psikolog klinis Widya S. Sari, M.Psi (yang sedang berbicara) dalam acara dalam acara After Hours Club: Redefining Father Figure di Gramedia Jalma, Jakarta, Kamis (23/10/2025).Kompas.com / Nabilla Ramadhian Psikolog klinis Widya S. Sari, M.Psi (yang sedang berbicara) dalam acara dalam acara After Hours Club: Redefining Father Figure di Gramedia Jalma, Jakarta, Kamis (23/10/2025).

Untuk diketahui, fenomena fatherless artinya situasi ketika seorang anak tumbuh tanpa kehadiran figur ayah, baik secara fisik maupun emosional.

Dampak fatherless pada anak laki-laki dan perempuan bisa berbeda. Untuk anak laki-laki, mereka bisa kehilangan sosok panutan, sedangkan anak perempuan bisa kehilangan rasa percaya diri.

Namun, Widya menegaskan bahwa fatherless bukan menjadi penyebab tunggal munculnya gangguan perilaku atau emosi pada anak.

Dampak tersebut bisa muncul karena berhubungan dengan variabel lain, seperti pola asuh ibu dan lingkungan sosial.

“Tidak semua fatherless menyebabkan gangguan perilaku atau emosi, tapi banyak yang tumbuh tanpa kelekatan yang aman dengan figur ayah, atau tanpa pengalaman diterima dan divalidasi olehnya. Itu yang sering menjadi akar masalahnya,” ujar dia.

Perlu upaya yang lebih besar saat anak sudah dewasa

IlustrasiThinkstockphotos Ilustrasi

Tidak ada ayah yang tidak ingin dekat dengan anak, terutama ketika mereka terpaksa “jauh” dari anak demi mencari uang.

Baca juga: Apa Beda Dampak Fatherless pada Anak Laki-laki dan Perempuan? Ini Kata Ahli

Menurut Widya, ketika kedekatan tidak terbentuk sejak masa kanak-kanak, usaha yang diperlukan ayah untuk membangun kelekatan dengan sang buah hati, akan lebih besar ketika anak telah beranjak dewasa.

“Bukan tidak mungkin bahwa dia bisa dekat lagi. Tapi, kalau kehadirannya juga ‘berjarak’ (secara emosional), artinya kan sama saja, tetap tidak ‘hadir’,” tutur dia.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kisah Cinta Pangeran Andrew dan Sarah Ferguson, 29 Tahun Serumah Meski Bercerai
Kisah Cinta Pangeran Andrew dan Sarah Ferguson, 29 Tahun Serumah Meski Bercerai
Relationship
3 Arti Mimpi Suami Selingkuh dengan Orang Lain Menurut Pakar
3 Arti Mimpi Suami Selingkuh dengan Orang Lain Menurut Pakar
Relationship
Dian Sastrowardoyo Ceritakan Caranya Melawan Ageism, Mulai dari Self-Care
Dian Sastrowardoyo Ceritakan Caranya Melawan Ageism, Mulai dari Self-Care
Beauty & Grooming
Dian Sastro Soroti Fenomena Ageism, Perempuan Bisa Berkarya Tanpa Batas Usia
Dian Sastro Soroti Fenomena Ageism, Perempuan Bisa Berkarya Tanpa Batas Usia
Beauty & Grooming
Pentingnya Menstimulasi Anak Sesuai Zona Perkembangan Proksimal, Apa Itu?
Pentingnya Menstimulasi Anak Sesuai Zona Perkembangan Proksimal, Apa Itu?
Parenting
Anak CIBI Lebih Nyaman Bergaul dengan Orang Lebih Tua, Ini Alasannya Menurut Psikolog
Anak CIBI Lebih Nyaman Bergaul dengan Orang Lebih Tua, Ini Alasannya Menurut Psikolog
Parenting
Mengapa Hubungan Katy Perry dan Justin Trudeau Diramalkan Langgeng
Mengapa Hubungan Katy Perry dan Justin Trudeau Diramalkan Langgeng
Relationship
Bisakah Orangtua Membentuk Anak Jadi CIBI? Ini Kata Psikolog
Bisakah Orangtua Membentuk Anak Jadi CIBI? Ini Kata Psikolog
Parenting
Nikah dengan Sahabat? Ini Inspirasi Cincin Nikah yang Penuh Makna
Nikah dengan Sahabat? Ini Inspirasi Cincin Nikah yang Penuh Makna
BrandzView
9 Inspirasi Outfit Musim Hujan, Tetap Stylish Meski Cuaca Mendung
9 Inspirasi Outfit Musim Hujan, Tetap Stylish Meski Cuaca Mendung
Fashion
Kompres Air Hangat atau Dingin untuk Anak Sakit? Ini Kata Dokter
Kompres Air Hangat atau Dingin untuk Anak Sakit? Ini Kata Dokter
Parenting
Anak CIBI Rentan Mengalami Stres dan Burnout, Orangtua Harus Apa?
Anak CIBI Rentan Mengalami Stres dan Burnout, Orangtua Harus Apa?
Parenting
Apakah IQ Anak Bisa Ditingkatkan? Ini Penjelasan Psikolog
Apakah IQ Anak Bisa Ditingkatkan? Ini Penjelasan Psikolog
Parenting
Panduan Makan Anak Diare, Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Dimakan?
Panduan Makan Anak Diare, Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Dimakan?
Parenting
Rahasia Percaya Diri El Putra dan Leya Princy, Self Care dan Pikiran Terbuka
Rahasia Percaya Diri El Putra dan Leya Princy, Self Care dan Pikiran Terbuka
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau