GRESIK, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, sebanyak 30 ton emas yang dihasilkan smelter emas di PT Freeport Indonesia di Gresik akan dikirim ke PT Aneka Tambang (Antam).
Sisanya akan digunakan untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri.
Bahlil bilang, dalam satu tahun smelter emas PT Freeport di Gresik bisa menghasilkan 50-60 ton emas.
"Jadi dari total produksi 50-60 ton yang sudah dilakukan kontrak dengan Antam itu ada 30 ton. Mungkin lebih. Sisanya akan kita memprioritaskan market dalam negeri," ujar Bahlil saat peresmian pabrik precious metal refinery (PMR) atau pabrik pemurnian logam mulia emas milik PT Freeport Indonesia (PTFI) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, Senin (17/3/2025).
Baca juga: Resmikan Smelter Emas Freeport, Prabowo: Ini yang Terbesar di Dunia dari Hulu sampai Hilir
Selain itu, emas yang dihasilkan smelter Freeport juga akan masuk ke bank emas Indonesia atau bullion bank yang baru saja diresmikan pemerintah.
Dengan begitu, Bahlil mengajak pengusaha dan masyarakat Indonesia tak ragu berinvestasi emas.
Terlebih karena emas merupakan investasi yang stabil di era ekonomi global yang tidak menentu.
Diberitakan sebelumnya, PT Freeport Indonesia telah menandatangani perjanjian jual beli logam dengan PT Antam Tbk pada 7 November 2024 lalu.
Direktur Utama PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, mengatakan, pada 2024 perusahaannya telah memiliki precious metal refinery (PMR) atau fasilitas yang berfungsi memurnikan logam mulia yang sudah siap memproduksi emas batangan.
Nantinya, PT Freeport Indonesia bersama PT Antam Tbk akan bekerja sama untuk jual beli emas yang dihasilkan PT Antam.
Menurut Tony, sebelum sepakat bekerja sama, kedua pihak telah melakukan proses diskusi. Dari diskusi tersebut tercapai persetujuan bahwa nantinya PT Antam akan melakukan offtake emas sekitar 30 ton.
"Ruang lingkupnya adalah kira-kira sekitar 30 ton yang akan di-offtake oleh Antam. Kalau memang Antam butuh lebih, kami juga siap, Pak. Lebih dari 30 ton juga siap," tegas Tony.
Kedua belah pihak juga sepakat melakukan kontrak kerja sama untuk lima tahun ke depan.
Nilai kontrak yang disetujui sebesar 12,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 200 triliun. Namun, nilai tersebut akan disesuaikan dengan perkembangan harga emas.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini