Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Beras Diperkirakan Turun Akhir Tahun, Harga Bakal Naik?

Kompas.com - 30/06/2025, 11:40 WIB
Suparjo Ramalan ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pangan Nasional (Bapanas) memperkirakan produksi beras di semester II/2025 mulai melandai.

Bahkan, periode November, Desember, dan Januari 2026 produksinya menurun.

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, mengatakan bahwa musim panen satu dua bulan ke depan tidak lagi melimpah alias bukan big harvest.

Karena itu, Perum Bulog diminta tetap menyiapkan cadangan beras pemerintah (CBP).

Baca juga: Indonesia Peringkat 4 Produsen Beras Terbesar Dunia Versi FAO

“Panen kita dalam satu dua bulan ke depan bukan big harvest lagi. Di semester kedua nanti biasanya berat di November, Desember, bahkan sampai Januari,” ujar Arief dikutip pada Senin (30/6/2025).

“Nah, pada waktu itu, kita semua harus siapkan CBP seperti yang pemerintah lakukan hari ini. Jadi, kita sudah on the track," paparnya.

Tren produksi beras yang menurun dinilai membuat harga gabah di tingkat petani mulai bergerak naik.

Kenaikan harga gabah seringkali menjadi faktor yang memicu lonjakan harga beras, namun ada juga faktor lain yang mempengaruhinya.

“Biasanya, karena tren produksi menurun, harga gabah petani akan mulai bergerak naik. Nah, ini saatnya tugas pemerintah menggunakan stok Bulog yang ada," beber Arief.

Hasil panen raya periode Maret-April tahun ini mencapai 10 juta ton setara beras.

Sekitar 2,5-2,6 juta ton sudah masuk ke gudang Bulog, dan sisanya 3/4 ada di penggilingan padi.

Adapun, pasokan beras pemerintah yang diamankan Bulog saat ini ada di angka 4,2 juta ton.

Sebanyak 2,6 juta ton setara beras di antaranya diserap dari petani dalam negeri.

"Dari Januari sampai saat ini, produksi beras Indonesia bertumbuh luar biasa jika dibandingkan tahun lalu. Bahkan FAO pun baru-baru ini telah mengakui Indonesia sebagai salah satu negara produsen beras tertinggi di tingkat dunia. Kita patut apresiasi seluruh stakeholder perberasan Indonesia," ungkapnya.

Baca juga: Beras SPHP Dioplos Jadi Premium, Mentan: Tolong Jangan Diulangi...

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau