Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Fenomena Rojali, Ternyata Orang Indonesia Malah Dikenal Suka Belanja di Luar Negeri

Kompas.com - 23/07/2025, 18:57 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Asisten Deputi Perdagangan Dalam Negeri, Perlindungan Konsumen, dan Tertib Niaga Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ismariny, menilai orang Indonesia lebih senang belanja di luar negeri.

Pernyataan itu ia sampaikan saat menanggapi fenomena "rombongan jarang beli" atau rojali di pusat perbelanjaan.

"Orang Indonesia itu kita dikenal sekali, seneng belanja di luar negeri. Kalau kita naik haji, umrah itu pedagangnya tahu, kalau orang Indonesia, mereka pasti (menyambut) ramah banget. Karena kita seneng sekali belanja," kata Ismariny dalam konferensi pers Hari Retail Modern Indonesia (Harmoni) di Gedung Smesco, Jakarta, Rabu (23/7/2025).

Baca juga: Fenomena Rojali Dirasakan Ritel F&B, tapi Omzetnya Justru Naik

Melihat pola belanja ini, Ismariny mendorong pelaku usaha ritel untuk memperbanyak program diskon dan promosi belanja demi menarik konsumen berbelanja di dalam negeri.

Menurut dia, belanja di dalam negeri bisa ikut memperkuat industri nasional dan produk dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Ismariny mengakui daya beli masyarakat sedang melemah. Karena itu, ia menyarankan pelaku ritel menyesuaikan diri dengan kondisi pasar.

Ia mencontohkan program pameran kuliner, pertunjukan langsung, dan diskon di mal bisa tetap mendorong minat belanja masyarakat.

"Karena memang pasarnya itu sudah kita ciptakan sama-sama dengan kita belanja. Tapi teman-teman retail ini bisa kemudian bertransformasi untuk bisa menyesuaikan dengan pasar yang ada," ujarnya.

Baca juga: Anak Buah Airlangga Akui Rojali Disebabkan Turunnya Daya Beli Masyarakat

Dirasakan industri F&B

Ketua Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardjo Iduansjah, menyebut fenomena rojali terjadi terutama di toko makanan dan minuman atau food and beverage (F&B).

Namun, toko F&B justru mencatat kenaikan omzet 5–10 persen.

"Rojali biasanya kalau saya, anggota F&B, kayak Jco atau Starbucks itu udah biasa yang minum satu, yang ngumpul lima orang. Jadi memang sekarang behavior-nya konsumen itu meeting ya di sana," kata Budihardjo.

"Nah tapi kalau yang habis makan dia enggak beli, dia belinya di online. Nah kami jualan (F&B) online sekarang," lanjutnya.

Menurut Budihardjo, banyak orang tetap membeli makanan atau minuman setelah berkeliling mal karena merasa lapar atau haus.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Masa Depan Ojol: Dari Digital Economic Singularity hingga Harapan Desentralisasi (Bagian I)
Masa Depan Ojol: Dari Digital Economic Singularity hingga Harapan Desentralisasi (Bagian I)
Ekbis
Menkop Ferry Juliantono Ungkap UU Sistem Perkoperasian Segera Terbit Gantikan Aturan Lama
Menkop Ferry Juliantono Ungkap UU Sistem Perkoperasian Segera Terbit Gantikan Aturan Lama
Ekbis
Pecah Rekor Lagi, Harga Emas Dunia Tembus 3.600 Dollar AS
Pecah Rekor Lagi, Harga Emas Dunia Tembus 3.600 Dollar AS
Ekbis
Prabowo Sebut Ekonomi Tetap Stabil Meski Diguncang Demonstrasi
Prabowo Sebut Ekonomi Tetap Stabil Meski Diguncang Demonstrasi
Ekbis
IHSG Bakal Melemah Lagi Usai Reshuffle Menteri? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Selasa
IHSG Bakal Melemah Lagi Usai Reshuffle Menteri? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Selasa
Ekbis
Menkeu Purbaya Janjikan Ekonomi Bisa Cerah Lagi dalam 3 Bulan
Menkeu Purbaya Janjikan Ekonomi Bisa Cerah Lagi dalam 3 Bulan
Ekbis
Kiprah Purbaya Yudhi Sadewa, Era SBY Jadi Formulator Kebijakan Fiskal, Kini Jabat Menkeu Baru
Kiprah Purbaya Yudhi Sadewa, Era SBY Jadi Formulator Kebijakan Fiskal, Kini Jabat Menkeu Baru
Keuangan
Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri Keuangan, Ekonom: Kehilangan Besar Bagi Kita
Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri Keuangan, Ekonom: Kehilangan Besar Bagi Kita
Ekbis
ESDM Panggil Pertamina, Shell, BP, dan Vivo Bahas Impor BBM
ESDM Panggil Pertamina, Shell, BP, dan Vivo Bahas Impor BBM
Ekbis
Kementerian ESDM Siapkan Lelang 7 Blok Migas pada September 2025
Kementerian ESDM Siapkan Lelang 7 Blok Migas pada September 2025
Ekbis
Komisi XII Tunjuk Wahyudi Anas Pimpin BPH Migas 2025–2029
Komisi XII Tunjuk Wahyudi Anas Pimpin BPH Migas 2025–2029
Ekbis
IHSG Kemarin Anjlok 1,28 Persen, Analis Sebut Pasar Merespons Reshuffle Kabinet
IHSG Kemarin Anjlok 1,28 Persen, Analis Sebut Pasar Merespons Reshuffle Kabinet
Ekbis
Baru Usul Anggaran Rp 7,8 Triliun, Budi Arie Dicopot 2 Jam Setelah Raker di DPR
Baru Usul Anggaran Rp 7,8 Triliun, Budi Arie Dicopot 2 Jam Setelah Raker di DPR
Ekbis
Kembali Bertemu Pimpinan Media, Prabowo Sebut 3 Fokus Pemerintahannya
Kembali Bertemu Pimpinan Media, Prabowo Sebut 3 Fokus Pemerintahannya
Ekbis
Wall Street Menguat, Nasdaq Composite Cetak Rekor Tertinggi
Wall Street Menguat, Nasdaq Composite Cetak Rekor Tertinggi
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau