JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan mengklaim, unjuk rasa yang terjadi pada akhir Agustus 2025 tidak mengganggu kebijakan pangan.
Dia mengatakan, kebijakan pangan yang dijalankan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam keadaan lancar.
"Nanti kita lihat, Insya Allah kalau soal pangan lancar," katanya saat ditemui usai rapat pengendalian inflasi di Kantor Kementerian Dalam Negeri RI, Jakarta Pusat, Selasa (2/9/2025).
Zulhas mengatakan, dalam rapat bersama Kemendagri, ada tiga hal yang dia sampaikan.
Baca juga: Benarkah Ada Skenario Darurat Militer Lewat Kerusuhan di Unjuk Rasa?
Pertama terkait dengan percepatan swasembada pangan yang telah diperintahkan Presiden Prabowo.
Meskipun saat ini, kata Zulhas, stok pangan nasional mengalami surplus, namun kebijakan makan bergizi gratis (MBG) masih perlu perhatian ekstra.
"Oleh karena itu perlu percepatan lahan-lahan yang baru agar produksi kita seperti pangan, baik itu dalam bentuk seperti padi dan jagung dipercepat ditambah, juga protein, ayam telur, kemudian daging, holtikultura dan lain-lain. Jadi kita melakukan perbaikan secara menyeluruh agar produktivitas bisa meningkatkan," kata Zulhas.
Baca juga: Mengapa Aparat TNI-Polri Gelar Patroli Keamanan Setelah Unjuk Rasa?
Kedua, terkait percepatan penyaluran beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) di berbagai daerah.
Ketiga terkait dengan koperasi merah putih yang hingga kini disebut telah beroperasi lebih dari 10.000 gerai.
"Alhamdulillah kita target 10.000 operasional memang sudah kita capai 10.000 tapi gerainya belum lengkap, karena ada satu lagi yang kita selesaikan agar nanti bisa memakai plafon kredit himbara itu," tandasnya.
Baca juga: Benarkah Ada Mafia di Balik Kerusuhan saat Unjuk Rasa Sepekan Terakhir?
Adapun terkait unjuk rasa pada akhir Agustus 2025 merupakan aksi kekecewaan masyarakat atas kenaikan pendapatan anggota DPR-RI di saat perekonomian sedang lesu.
Unjuk rasa meningkat usai tragedi yang merenggut nyawa pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, karena dilindas kendaraan taktis Brimob.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta maaf atas peristiwa tersebut dan menyesali kejadian itu. Tujuh personel Brimob di dalam mobil itu pun kini tengah diproses etik.
Namun, gelombang unjuk rasa masih tetap terjadi menuntut keadilan bagi Affan.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini