Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MKD Masih Atur Jadwal untuk Panggil Sahroni-Uya Kuya: Mungkin Minggu Depan

Kompas.com - 29/10/2025, 15:16 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI Nazaruddin Dek Gam mengungkap pihaknya memang belum memanggil lima anggota nonaktif DPR yang diduga melanggar etik.

Menurut Dek Gam, pemanggilan kelima anggota nonaktif DPR itu baru dilakukan pekan depan.

"Mungkin Minggu depan ya. Nanti saya kabarin," kata Dek Gam di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta, Rabu (29/10/2025).

Adapun, lima anggota DPR yang diadukan tersebut ialah Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dari Fraksi Partai Nasdem, Adies Kadir dari Fraksi Partai Golkar, serta Uya Kuya dan Eko Patrio dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN).

Baca juga: Sidang Perdana MKD soal Anggota DPR Nonaktif Tentukan Kelanjutan Perkara

Menurutnya, sidang untuk pemeriksaan lima anggota DPR itu akan digelar saat masa sidang atau ketika masa reses sudah selesai.

Meski begitu, selama masa reses ini MKD DPR sudah melakukan sidang perdana guna melakukan proses verifikasi.

"Di masa sidang. Tadi kita udah verifikasi, sudah rapat verifikasi tadi," ucap dia.

Ketika ditanya lebih detail soal kapan lima anggota DPR nonaktif itu dipanggil, Dek Gam mengaku masih mengatur jadwal.

"Nanti kita rapim dulu, yang penting lanjut sidangnya, jadwalnya sedang kita atur," ucap dia lagi.

Baca juga: MKD Mulai Sidang Etik Sahroni dkk Hari Ini, Teradu Tak Perlu Hadir

Diberitakan sebelumnya, MKD DPR RI menggelar sidang perdana terhadap lima anggota DPR nonaktif seusai aksi unjuk rasa 25–31 Agustus 2025 lalu.

Sidang ini beragendakan registrasi perkara dan pendalaman laporan tanpa kehadiran para teradu.

Kelima anggota DPR itu dinonaktifkan oleh fraksi masing-masing setelah pernyataan mereka dinilai kontroversial dan memantik kemarahan publik hingga menimbulkan demonstrasi besar pada akhir Agustus lalu.

Pernyataan yang dipersoalkan antara lain terkait kenaikan tunjangan anggota dewan hingga ucapan yang dianggap tidak empatik.

Baca juga: Nasdem Belum Siapkan Pengganti Sahroni dan Nafa Urbach, Tunggu Putusan MKD

Salah satu pernyataan yang memicu reaksi keras datang dari Sahroni yang menyebut orang yang mengusulkan DPR dibubarkan sebagai “tolol”.

"Melanggar etik, yang pertama, ngomong tolol itu melanggar etik," kata anggota MKD Nazaruddin kepada Kompas.com, 31 Agustus 2025.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Kuota 30 Persen Perempuan di AKD, Ketua Komisi XIII: Kita Lebih Maju dari Amerika dan Uni Eropa
Kuota 30 Persen Perempuan di AKD, Ketua Komisi XIII: Kita Lebih Maju dari Amerika dan Uni Eropa
Nasional
Saat Partai Diuji, Mampukah Wujudkan 30 Persen Perempuan di Alat Kelengkapan DPR?
Saat Partai Diuji, Mampukah Wujudkan 30 Persen Perempuan di Alat Kelengkapan DPR?
Nasional
BGN Kembali Buka Pendaftaran SPPG untuk Program Makan Bergizi Gratis
BGN Kembali Buka Pendaftaran SPPG untuk Program Makan Bergizi Gratis
Nasional
Manuver Budi Arie Merapat ke Gerindra, Ada Peran Jokowi di Baliknya?
Manuver Budi Arie Merapat ke Gerindra, Ada Peran Jokowi di Baliknya?
Nasional
Ignasius Jonan Siap jika Diberi Jabatan oleh Prabowo: Kalau Saya Mampu...
Ignasius Jonan Siap jika Diberi Jabatan oleh Prabowo: Kalau Saya Mampu...
Nasional
Armand Maulana hingga Ariel Noah Adukan Keresahan Musisi ke Golkar, Dorong Transparansi Royalti
Armand Maulana hingga Ariel Noah Adukan Keresahan Musisi ke Golkar, Dorong Transparansi Royalti
Nasional
Pastikan Kualitas MBG, BGN Latih Ribuan Penjamah Makanan di NTT
Pastikan Kualitas MBG, BGN Latih Ribuan Penjamah Makanan di NTT
Nasional
Tantangan Nyata Keterwakilan Perempuan di Parlemen, Jumlahnya Naik tetapi Belum Ideal
Tantangan Nyata Keterwakilan Perempuan di Parlemen, Jumlahnya Naik tetapi Belum Ideal
Nasional
Bicara soal AI, Menko PMK: AI Itu seperti Pesawat, Risiko Kecelakaan Ada tapi...
Bicara soal AI, Menko PMK: AI Itu seperti Pesawat, Risiko Kecelakaan Ada tapi...
Nasional
Perjalanan Panjang Soeharto Menuju Gelar Pahlawan Nasional...
Perjalanan Panjang Soeharto Menuju Gelar Pahlawan Nasional...
Nasional
Eks KSAL soal Rencana Penambahan Koarmada Baru: Alutsistanya Disiapkan Dulu
Eks KSAL soal Rencana Penambahan Koarmada Baru: Alutsistanya Disiapkan Dulu
Nasional
Dalam Sidang, Eks Dirut PGN Bantah Terima Suap di Kasus Jual Beli Gas
Dalam Sidang, Eks Dirut PGN Bantah Terima Suap di Kasus Jual Beli Gas
Nasional
AHY Pastikan Pemerintah Hadir Selesaikan Polemik Utang Kereta Cepat Whoosh
AHY Pastikan Pemerintah Hadir Selesaikan Polemik Utang Kereta Cepat Whoosh
Nasional
Apa Pentingnya Keterwakilan Perempuan di Parlemen?
Apa Pentingnya Keterwakilan Perempuan di Parlemen?
Nasional
2 Jam Bertemu Prabowo, Ignasius Jonan Bantah Bahas Kereta Cepat
2 Jam Bertemu Prabowo, Ignasius Jonan Bantah Bahas Kereta Cepat
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau