KOMPAS.com - Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, merasa mampu menaklukkan tantangan yang telah dihadapi selama berbulan-bulan ketika berhasil menjuarai Denmark Open 2025.
Jonatan berhasil mengunci gelar juara keduanya di tahun ini setelah Korea Open 2025, usai dirinya berdiri di podium tertinggi pada turnamen Denmark Open 2025.
Menghadapi wakil China, Shi Yu Qi, pada partai final yang berlangsung di Jyske Bank Arena, Odense, Minggu (19/10/2025), tunggal putra andalan Merah Putih itu menang rubber game, 13-21, 21-15, 21-15.
Tak mudah bagi atlet yang akrab disapa Jojo itu untuk menaklukkan Shi Yu Qi.
Apalagi, dia lebih dulu kecolongan di gim pertama. Beruntung, dia mampu membalikkan keadaan di gim kedua dan ketiga dan meraih gelar pertama di turnamen level Super 750.
"Yang pertama Puji Tuhan bisa kembali juara di super 750 dan lawan Shi Yu Qi selalu tidak mudah karena dia pemain yang sangat matang tetapi saya melakukan semaksimal yang saya bisa," kata Jonatan dalam keterangan resmi PP PBSI, Senin (20/10/2025).
Baca juga: Jonatan Christie Tinggalkan Rekor Apik Usai Juara Denmark Open 2025
Bagi Jonatan, kemenangan ini dirasa memiliki banyak arti. Salah satunya menaklukkan tantangan yang telah dirasa selama beberapa bulan terakhir setelah memutuskan keluar dari pelatnas.
"Gelar juara Denmark pastinya bukan hanya sekedar juara tetapi ini adalah hasil dari proses beberapa bulan belakangan ini yang tidak mudah buat saya," ujar Jonatan.
"Ada beberapa problem di badan saya, yang pelan-pelan saya harus mengembalikan kondisinya dulu, menyembuhkan sakit-sakitnya dulu dan sampai akhirnya hasilnya bisa mengikuti di dua pertandingan belakang ini," ungkap dia.
Aksi pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, di babak semifinal Denmark Open 2025.Menyoal kunci kemenangan, pebulu tangkis 28 tahun itu menyatakan keberhasilannya mengalahkan Shi Yu Qi tak lepas dari perubahan strategi di gim kedua yang dikuatkan dengan posisi lapangan di gim ketiga.
Baca juga: Hasil Denmark Open 2025: Bertarung 3 Set, Fajar/Fikri Jadi Runner Up
"Gim 1 yang bikin kalah karena kondisi anginnya dari semifinal kemarin itu cukup kencang, strategi saya kurang tepat jadi saya kalah," tutur Jonatan.
"Yang menjadi penentu kemenangan sebenarnya di gim 3 awal, di mana saya berada di sisi lapangan yang sama. Jadi itu titik poin pentingnya," jelas dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang