Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Bukan Sekutu Israel, Kenapa Tidak Akui Negara Palestina?

Kompas.com - 23/09/2025, 17:23 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Sumber Kyodo News

NEW YORK CITY, KOMPAS.com - Meski bukan sekutu Israel, Jepang menyatakan belum akan mengakui negara Palestina dalam waktu dekat.

Langkah "Negeri Sakura" ini bahkan bertentangan dengan sekutu-sekutu Israel seperti Inggris, Perancis, dan Kanada yang sudah mengakui status Palestina sebagai negara.

Menteri Luar Negeri Jepang Takeshi Iwaya dalam konferensi pers di kantor pusat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Senin (22/9/2025), mengungkapkan alasannya.

Baca juga: Pemerintah Italia Belum Akui Palestina, Puluhan Ribu Rakyat Demo

“Persoalan pengakuan negara Palestina bukanlah masalah apakah akan melakukannya, tetapi kapan,” ujar Iwaya, dikutip dari Kyodo News.

“Sambil memantau perkembangan di kawasan dengan seksama, Jepang akan melanjutkan perundingan komprehensifnya dengan keseriusan lebih besar,” lanjutnya.

Keputusan Jepang menempatkannya sejajar dengan Amerika Serikat, sekutu setia Israel, yang juga belum mengakui kenegaraan Palestina.

Padahal, Tokyo bukan sekutu Tel Aviv dan menyampaikan sikap tegas terhadap tindakan Israel di wilayah pendudukan.

Iwaya menegaskan, Jepang mengecam keras tindakan sepihak yang dilakukan Israel, termasuk perluasan permukiman Yahudi di Tepi Barat serta eskalasi militer di Jalur Gaza.

Baca juga: Ini Negara yang Mengakui Palestina dan yang Masih Menolak

Para delegasi berdiri untuk memberi tepuk tangan kepada Presiden Perancis Emmanuel Macron saat ia selesai berpidato di KTT PBB tentang Palestina di markas besar PBB, dalam Sidang Umum PBB (UNGA) di New York, 22 September 2025.AFP/LUDOVIC MARIN Para delegasi berdiri untuk memberi tepuk tangan kepada Presiden Perancis Emmanuel Macron saat ia selesai berpidato di KTT PBB tentang Palestina di markas besar PBB, dalam Sidang Umum PBB (UNGA) di New York, 22 September 2025.
“Jika Israel mengambil tindakan lebih lanjut yang menghalangi terwujudnya solusi dua negara, Jepang akan terpaksa mengambil langkah-langkah baru sebagai tanggapan,” ujar Iwaya.

Di saat yang sama, Jepang juga menyerukan Hamas untuk membebaskan seluruh sandera yang masih ditahan sejak serangan mereka ke Israel pada 2023, serta menghentikan aksi bersenjata.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) mengenai Palestina yang berlangsung di New York digelar menjelang Debat Sidang Umum ke-80 PBB.

Forum ini turut diinisiasi bersama oleh Perancis dan Arab Saudi, guna menghidupkan kembali dorongan internasional bagi pembentukan negara Palestina yang hidup berdampingan dengan Israel.

Dalam forum tersebut, Presiden Perancis Emmanuel Macron secara resmi menyatakan pengakuan negaranya terhadap Palestina.

Amerika Serikat dan Israel tidak menghadiri pertemuan tersebut. Keduanya menilai pengakuan sepihak terhadap Palestina dapat memperkuat posisi Hamas dan memperpanjang konflik yang telah berlangsung hampir dua tahun.

© Kyodo News

Baca juga: Apa Manfaat Palestina Diakui Jadi Sebuah Negara?

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Baca tentang

Terkini Lainnya
Masih Bisa Jadi Raja, Pangeran Andrew Tetap Warisi Takhta Inggris meski Gelar Dicopot
Masih Bisa Jadi Raja, Pangeran Andrew Tetap Warisi Takhta Inggris meski Gelar Dicopot
Global
Turkiye Jajaki Dukungan Negara Muslim untuk Tentukan Masa Depan Gaza
Turkiye Jajaki Dukungan Negara Muslim untuk Tentukan Masa Depan Gaza
Global
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Global
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Global
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Global
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Global
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Global
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
Global
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Global
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Global
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Global
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Global
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Global
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Global
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau