Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didepak Indonesia, 23 Kontainer Radioaktif Terdampar 12 Hari di Filipina

Kompas.com - 01/11/2025, 13:26 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MANILA, KOMPAS.com - Sebanyak 23 kontainer berisi debu seng terkontaminasi radioaktif yang didepak Indonesia, terdampar di lepas pantai Filipina sejak 20 Oktober 2025.

Otoritas setempat menyebut situasi yang sudah berlangsung 12 hari ini membutuhkan penanganan segera, meskipun belum dikategorikan sebagai keadaan darurat.

Direktur Institut Penelitian Nuklir Filipina (PNRI), Carlo Arcilla, menyatakan bahwa jejak isotop radioaktif Cesium-137 terdeteksi dalam kontainer tersebut.

Baca juga: Sumber Radioaktif Cesium-137 RI Diduga dari Filipina, Manila Akan Selidiki

"Kita perlu mengamankan lokasi (penguburan) dengan cepat," ujar Arcilla kepada AFP, Jumat (31/10/2025).

Meski demikian, ia menegaskan bahwa kadar radiasi yang ditemukan tidak membahayakan dalam jangka pendek.

"Ini bukan keadaan darurat nasional. Ini adalah masalah yang dapat dipecahkan," kata Arcilla.

Kontainer ditolak masuk oleh Indonesia

Kontainer tersebut semula diekspor dari Filipina ke Indonesia, tetapi ditolak setelah otoritas di Jakarta mendeteksi keberadaan Cesium-137.

Seorang pejabat Indonesia mengonfirmasi bahwa temuan tersebut menjadi alasan pengembalian seluruh muatan ke negara asal.

Penolakan ini terjadi di tengah peningkatan kewaspadaan Indonesia terhadap paparan zat radioaktif.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sempat mengumumkan pembatasan impor terhadap beberapa produk makanan dari Indonesia, setelah Cesium-137 terdeteksi dalam sampel udang dan cengkeh.

Sebagai respons, Pemerintah Indonesia menangguhkan sementara impor besi dan baja skrap yang diduga menjadi sumber kontaminasi. Pemerintah juga memperketat sistem pemantauan bahan radioaktif.

Baca juga: Usai Udang, Cengkeh Ekspor RI ke AS Diduga Juga Tercemar Zat Radioaktif

Petugas sedang mengangkut material yang terpapar zat radioaktif untuk di bawa ke tempat penyimpanan sementara di gudang PT PMT, Kawasan Industri Cikande, Modern.Dokumentasi KLH Petugas sedang mengangkut material yang terpapar zat radioaktif untuk di bawa ke tempat penyimpanan sementara di gudang PT PMT, Kawasan Industri Cikande, Modern.
Debu seng terkontaminasi dalam kontainer disebut sebagai produk sampingan dari proses produksi baja.

PNRI menyebut muatan itu diekspor oleh Zannwann International Trading Corp, yang mendapatkan bahan dari Steel Asia, perusahaan lokal pengolah logam daur ulang.

Steel Asia mengaku telah menghentikan sementara operasi pabrik daur ulangnya, tetapi membantah bertanggung jawab atas kontaminasi tersebut.

"Mereka menuding kami secara tidak adil. Kesimpulan PNRI tidak berdasar dan tidak ilmiah," demikian pernyataan resmi dari Steel Asia.

Halaman:

Terkini Lainnya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Global
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Global
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Global
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Global
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Global
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
Global
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Global
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Global
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Global
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Global
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Global
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Global
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Global
Israel Abaikan Gencatan Senjata, Akan Serang Hizbullah Besar-besaran
Israel Abaikan Gencatan Senjata, Akan Serang Hizbullah Besar-besaran
Global
Diusir dari Kediaman Megah ke Pengasingan, Pangeran Andrew Juga Tak Diterima Warlok
Diusir dari Kediaman Megah ke Pengasingan, Pangeran Andrew Juga Tak Diterima Warlok
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau