KOMPAS.com — Seorang pria berinisial Zul ditangkap Polda Sumatera Utara setelah kedapatan membungkus 100 kilogram sabu di sebuah rumah mewah di Kompleks Tasbih, Kota Medan.
Rumah itu diketahui hanya dikontrak Zul untuk keperluan mengemas narkoba.
Direktur Reserse Narkoba Polda Sumut, Kombes Jeal Calvin Simanjuntak, menjelaskan bahwa Zul bergerak atas perintah seseorang berinisial Tong yang berkomunikasi dengannya melalui aplikasi pesan Zangi.
Perintah awal yang diterima Zul adalah mencari rumah untuk mengemas sabu. Rumah kontrakan itu kemudian disewa Zul pada 13 April 2025.
"Setelah dapat rumah kontrakan, Zul ini disuruh jalan-jalan," kata Calvin saat memberikan keterangan di lokasi pada Sabtu (17/5/2025).
Ketika Zul kembali ke rumah, sudah ada mobil hitam terparkir di sana. Di dalamnya, ditemukan paket sabu seberat 100 kilogram. Tak hanya itu, peralatan seperti sealer press dan kemasan kopi juga telah disiapkan.
"Pas disuruh balik ke rumah itu lagi, sudah terparkir satu mobil hitam berisi paket 100 kg sabu," lanjutnya.
Baca juga: Kebakaran Melanda Northern Green School Medan, 12 Ruang Kelas Terbakar
Zul kemudian membagi sabu itu menjadi tiga paket: masing-masing seberat 28 kg, 33 kg, dan 39 kg.
Paket-paket tersebut rencananya akan dikirim ke Jakarta lewat jalur darat. Setelah selesai mengemas, Zul diperintahkan untuk memasukkan paket 28 kg ke dalam sebuah mobil putih yang telah disediakan.
"Sabu itu diletakkan di bagian kompartemen rahasia yang dikamuflase di dalam satu mobil," ujar Calvin.
Zul pun diminta mengantar mobil putih tersebut ke lokasi yang telah ditentukan oleh Tong. Setelahnya, ia kembali ke rumah kontrakan untuk menunggu instruksi berikutnya.
"Untuk sekali antar paket itu, Zul dapat upah Rp 150-300 juta. Nah, mobil putih itu kemudian dibawa oleh pasangan suami istri berinisial Sud dan Kam," ungkap Calvin.
Ia menambahkan, pasangan tersebut menjalankan perintah dari pelaku lain berinisial CT.
Sementara itu, CT sendiri ternyata dikendalikan oleh seseorang berinisial Bob, juga melalui aplikasi Zangi. CT bertugas mencari sopir yang bisa mengantar mobil berisi sabu menuju Jakarta.
"Dugaannya, si pengendali Bob dan Tong ini ada dalam satu jaringan narkoba. Sementara CT dan Zul hanya orang yang disuruh, tetapi tak saling mengenal," kata Calvin.