KOMPAS.com - Asam urat menjadi salah satu masalah kesehatan yang banyak diderita oleh sebagian besar masyarakat dari abad ke abad.
Asam urat terjadi ketika kristal asam urat menumpuk di area sendi sehingga menyebabkan peradangan dan nyeri hebat. Kondisi ini dinamakan hiperurisemia, yaitu ketika kadar asam urat menumpuk terlalu tinggi melebihi batas normal.
Penumpukan kristal ini terjadi saat tubuh memproduksi terlalu banyak asam urat sehingga ginjal tidak cukup maksimal mengeluarkannya.
Sering kali, asam urat juga kambuh akibat mengonsumsi makanan tinggi purin (seperti daging merah dan jeroan), minuman beralkohol, mengidap gangguan fungsi ginjal, kelebihan berat badan, atau efek penggunaan obat-obatan tertentu.
Dari tahun ke tahun, penderita asam urat mengandalkan beberapa jenis obat, seperti obat pereda nyeri dan peradangan seperti NSAID (misalnya ibuprofen, naproxen, celecoxib), serta obat penurun kadar asam urat seperti allopurinol, febuxostat, dan probenecid.
Namun kini, penderita asam urat bisa memiliki harapan baru, lantaran ilmuwan menemukan gen yang sudah punah pada nenek moyang manusia jutaan tahun lalu.
Gen itu ternyata berkontribusi terhadap pengobatan asam urat.
Baca juga: Apa Gejala Asam Urat Tinggi pada Malam Hari?
Punahnya gen uricase
Rasa sakit akibat asam urat telah dialami manusia selama ribuan tahun, hingga akhirnya membuat para ilmuwan melangkah lebih jauh ke masa lalu, lebih dari 20 juta tahun, demi membangkitkan kembali satu gen yang berpotensi membantu mengatasi kondisi tersebut.
Dilansir dari Science Alert, Jumat (5/9/2025), ilmuwan menemukan gen bernama uricase yang dipercaya menghasilkan enzim yang dapat menurunkan kadar asam urat.
Namun demikian, nenek moyang manusia kehilangan gen uricase ini jutaan tahun silam.
Proses evolusi menyebabkan hilangnya gen ini pada beberapa garis keturunan primata sekitar 20 hingga 29 juta tahun lalu.
Pada saat itu, diduga, kadar asam urat yang tinggi justru menguntungkan karena membantu mengubah gula dari buah menjadi lemak, sebuah mekanisme alami yang mendukung kelangsungan hidup saat terjadi kelangkaan makanan.
Baca juga: Punya Keluhan di Kaki, Pria Ini Ternyata Didiagnosis Asam Urat dan Gagal Ginjal, Apa Cirinya?
Bisakah gen yang hilang dipulihkan kembali?
Ahli biologi Universitas Georgia State di Amerika Serikat, Lais Balico dan Eric Gaucher memiliki satu pertanyaan besar, tentang mungkinkah gen tersebut dipulihkan pada manusia modern.Balico dan Gaucher kemudian memanfaatkan teknologi penyuntingan gen CRISPR untuk merekonstruksi versi purba gen uricase.
Mereka menggunakan acuan gen aktif pada mamalia lain dan model komputer yang memperkirakan evolusi gen tersebut dari waktu ke waktu.
Hasil rekayasa gen tersebut kemudian diuji pada sel hati manusia di laboratorium, dan berhasil menghasilkan enzim uricase.
Baca juga: Dokter Ungkap 6 Tanda Kerusakan Ginjal akibat Asam Urat, Apa Saja?
Ini memberikan efek yang diharapkan dalam tujuan menurunkan kadar asam urat dan mengurangi timbunan lemak akibat konsumsi gula buah.
Efek serupa juga diamati pada model kompleks 3D berupa liver spheroids (gugusan sel hati tiga dimensi).
Menariknya, manfaat potensial dari pendekatan ini tidak hanya terbatas pada asam urat saja. Karena kadar asam urat yang tinggi juga dikaitkan dengan berbagai penyakit kardiovaskular, tekanan darah tinggi, dan batu ginjal.
“Hiperurisemia adalah kondisi berbahaya. Dengan menurunkan kadar asam urat, kita mungkin bisa mencegah berbagai penyakit lain sekaligus,” kata Gaucher.
Baca juga: 7 Kelompok Orang yang Paling Berisiko Terkena Asam Urat, Siapa Saja?
Harapan baru bagi sains
Dilansir dari Live Science, Jumat (5/9/2025), asam urat dialami oleh sekitar 1 dari 25 orang di dunia. Menariknya, penyakit ini hampir tidak pernah terjadi pada mamalia lain.
Satu-satunya alasan adalah karena hewan lain punya gen aktif untuk enzim uricase, yaitu enzim yang bisa memecah asam urat sehingga tidak menumpuk jadi kristal.
Manusia sendiri kehilangan gen ini jutaan tahun lalu akibat terjadinya proses mutasi.
Meski begitu, kehilangan gen ini pada waktu itu bukanlah sebuah kemalangan, namun justru keuntungan. Karena kadar asam urat yang tinggi membantu mengubah gula buah menjadi lemak.
Hal ini menolong nenek moyang primata bertahan hidup di musim dingin dan mungkin juga mendorong pertumbuhan otak yang lebih besar.
Baca juga: 7 Sayuran yang Bantu Redakan Asam Urat, Apa Saja?
Para ilmuwan kini mencoba merekonstruksi gen purba uricase. Dengan membandingkan DNA berbagai spesies, membuat pohon keluarga genetik, lalu memperkirakan bentuk gen kuno, mereka bisa “menghidupkan kembali” protein nenek moyang di laboratorium.
Jika berhasil, langkah ini bisa membuka jalan bagi terapi baru untuk mengatasi gout dan penyakit lain terkait asam urat.
Terapi gen yang memulihkan kembali urutan gen purba manusia bisa membuat sel tubuh sendiri menghasilkan enzim uricase. Secara teori, reaksi imun bisa diminimalkan karena sebagian besar urutan protein uricase sudah dikenali dan diterima oleh tubuh manusia.
Namun, masih banyak jalan yang harus ditempuh sebelum terapi gen seperti ini bisa digunakan pada pasien nyata.
Baca juga: Apa Itu Purin dalam Makanan yang Bisa Memicu Asam Urat?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.