Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inter Nol Gelar, Takut, Hanya Bisa Tepuk Tangan dan Tunduk kepada PSG

Kompas.com - 01/06/2025, 17:59 WIB
Sem Bagaskara

Penulis

KOMPAS.com - Keberhasilan PSG menjuarai Liga Champions 2024-2025 disebut Arrigo Sacchi sebagai kemenangan sepak bola. Inter dinilainya takut dan tak tahu harus berbuat apa.

Skor mencolok 5-0 menjadi hasil akhir final Liga Champions 2024-2025 antara PSG vs Inter Milan di Allianz Arena, Muenchen, Sabtu (31/5/2025) atau Minggu dini hari WIB.

PSG meraih gelar Liga Champions pertama mereka berkat gol-gol Achraf Hakimi (12'), Desire Doue (20', 63'), Khvicha Kvaratskhelia (73'), dan Senny Mayulu (86') yang bersarang ke gawang Inter Milan.

Sebelumnya, tak pernah terjadi dalam sejarah Liga Champions sebuah tim mampu meraih kemenangan bermargin lima gol pada partai final.

Salah satu rekor yang dilewati PSG adalah kemenangan 4-0 milik AC Milan asuhan Arrigo Sacchi ketika melawan Steaua Bucharest di final Piala Champions 1989.

"Ini adalah kemenangan untuk sepak bola itu sendiri," ucap Arrigo Sacchi dalam kolom terbarunya di La Gazzetta dello Sport, menilai kemenangan telak PSG atas Inter Milan.

Baca juga: Erick Thohir dan Kluivert Bahas Final Liga Champions, Beda Gaya PSG dan Inter

"Bukan untuk satu pemain saja, melainkan untuk permainan yang diinterpretasikan sebagai organisasi, sebagai manuver harmonis, sebagai pencarian keindahan melalui kecepatan, dribel, operan, dan kombinasi satu-dua."

"PSG mendominasi di segala lini, dan Inter tak bisa berbuat apa-apa selain memberikan tepuk tangan dan tunduk kepada skill lawan," tulis Sacchi yang pernah membawa AC Milan juara Piala Champions 1989 dan 1990.

Sacchi kemudian memberikan kritik untuk performa Inter Milan yang memainkan final ketujuh mereka di pentas Liga Champions.

Inter Milan asuhan Simone Inzaghi disebut Sacchi seperti hilang arah ketika mendapatkan tekanan konstan dari PSG besutan Luis Enrique.

"Hasilnya memang mencolok, karena belum pernah ada final Liga Champions yang berakhir dengan selisih lima gol."

"Tapi ini bisa terjadi ketika satu tim (PSG) tahu persis apa yang harus dilakukan, sementara tim lainnya (Inter) terlihat takut dan sama sekali tidak tahu bagaimana harus bersikap," tutur pelatih legendaris Italia tersebut.

Baca juga: PSG Vs Inter Milan 5-0, Hakimi Tanpa Selebrasi: Saya Minta Maaf...

Kemenangan telak PSG atas Inter disebut Sacchi menjadi contoh terbaik bahwa sepak bola merupakan permainan kolektif.

Pressing terstruktur PSG memang menyulitkan Inter Milan untuk mengonstruksi serangan dari belakang.

"Terlalu banyak kelengahan untuk sebuah tim yang bermain di final Liga Champions. Saya harus jujur, dengan karakter seperti ini, PSG asuhan Luis Enrique menunjukkan bahwa kolektivitas lebih penting daripada individu," kata Arrigo Sacchi dilansir Tuttomercatoweb dari La Gazzetta dello Sport.

Halaman:


Terkini Lainnya
Sabar/Reza Ungkap Sulitnya Cari Sparring Setara: Kadang Cuma Lawan Anak-anak
Sabar/Reza Ungkap Sulitnya Cari Sparring Setara: Kadang Cuma Lawan Anak-anak
Badminton
Maarten Paes Terpesona Lagu 'Rumah Kita' di Stadion GBK, Diputar Terus
Maarten Paes Terpesona Lagu "Rumah Kita" di Stadion GBK, Diputar Terus
Timnas Indonesia
Hasil Jerman Vs Perancis 0-2, Les Bleus Peringkat Ketiga UEFA Nations League
Hasil Jerman Vs Perancis 0-2, Les Bleus Peringkat Ketiga UEFA Nations League
Internasional
Al Hilal Siap Dapatkan Victor Osimhen Setelah Penuhi Permintaan Napoli
Al Hilal Siap Dapatkan Victor Osimhen Setelah Penuhi Permintaan Napoli
Sports
Edo Febriansah Hengkang, Persib Sudah Ditinggal 9 Pemain
Edo Febriansah Hengkang, Persib Sudah Ditinggal 9 Pemain
Liga Indonesia
Sun Jihai Marah dengan Cara Timnas China Kalah dari Timnas Indonesia
Sun Jihai Marah dengan Cara Timnas China Kalah dari Timnas Indonesia
Timnas Indonesia
Kata Pebulu Tangkis Mancanegara Soal Atmosfer Spesial Istora Senayan
Kata Pebulu Tangkis Mancanegara Soal Atmosfer Spesial Istora Senayan
Badminton
Ketua MPBI Soroti Krisis Prestasi Bulu Tangkis Indonesia: “Akar Masalahnya di Mana?”
Ketua MPBI Soroti Krisis Prestasi Bulu Tangkis Indonesia: “Akar Masalahnya di Mana?”
Badminton
Spalletti Siap Mundur dari Kursi Pelatih Timnas Italia
Spalletti Siap Mundur dari Kursi Pelatih Timnas Italia
Timnas Indonesia
Momen Hangat Pemain Timnas Indonesia dan Kemegahan Osaka Castle
Momen Hangat Pemain Timnas Indonesia dan Kemegahan Osaka Castle
Timnas Indonesia
Jepang Vs Indonesia, Ujar Keisuke Honda Soal Laga di Osaka
Jepang Vs Indonesia, Ujar Keisuke Honda Soal Laga di Osaka
Timnas Indonesia
Ganda Putri China Usai Juara Indonesia Open 2025: Istora Bawa Keberuntungan
Ganda Putri China Usai Juara Indonesia Open 2025: Istora Bawa Keberuntungan
Badminton
Juara Indonesia Open 2025, Ganda Campuran Perancis Suka Atmosfer Istora
Juara Indonesia Open 2025, Ganda Campuran Perancis Suka Atmosfer Istora
Badminton
Daftar Juara Indonesia Open 2025, Merah Putih Nihil Gelar Lagi di Istora...
Daftar Juara Indonesia Open 2025, Merah Putih Nihil Gelar Lagi di Istora...
Badminton
Kata-kata Pertama Marc Marquez Usai Cetak 'Grand Slam' di Aragon 2025
Kata-kata Pertama Marc Marquez Usai Cetak "Grand Slam" di Aragon 2025
Motogp
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau