Simone Inzaghi Tinggalkan Inter Milan, 3 Hari Usai Dibabat PSG 0-5

KOMPAS.com - Simone Inzaghi diberitakan meninggalkan kursi pelatih Inter Milan, hanya beberapa hari usai kalah 0-5 dari PSG di final Liga Champions. Ia menerima tawaran Al Hilal.

"Simone Inzaghi menerima tawaran untuk bergabung dengan Al Hilal sebagai pelatih baru," demikian kabar yang dibagikan oleh pengamat transfer sepak bola asal Italia, Fabrizio Romano, Selasa (3/6/2025) malam WIB.

Pada Selasa ini, alias hanya tiga hari usai kekalahan 0-5 dari PSG di final Liga Champions 2024-2025, Simone Inzaghi mengadakan pertemuan dengan Presiden Inter Milan, Giuseppe Marotta.

"Inzaghi akan berpisah dengan Inter setelah empat tahun bersama klub, seiring dengan siklus baru yang akan dimulai dengan para pemain muda," tulis Fabrizio Romano memberikan keterangan lanjutan.

Baca juga: Beppe Marotta Bicara Masa Depan Simone Inzaghi Usai Bencana di Final

Inzaghi kabarnya bakal diikat kontak oleh Al Hilal selama 3 tahun.

Media Italia, Tuttomercatoweb, menyebut paket kontrak yang bernilai total 50 juta euro (sekitar 928,8 miliar rupiah) akhirnya meyakinkan Simone Inzaghi untuk melabuhkan hati ke Al Hilal.

Media yang sama melaporkan adik dari Filippo Inzaghi tersebut akan terbang langsung ke Miami, Amerika Serikat, pada akhir pekan ini.

Ia bersiap menukangi Al Hilal yang akan melakoni laga pertama di ajang Piala Dunia Klub 2025 melawan Real Madrid pada 18 Juni 2025.

Baca juga: Kata Simone Inzaghi Usai Skor PSG Vs Inter 5-0: Sangat Berat...

Inzaghi akan meninggalkan Inter setelah memenangkan satu gelar Serie A Liga Italia, 2 Coppa Italia, dan 3 Piala Super Italia.

Pelatih asal Piacenza itu juga sukses membawa Inter mencapai dua final Liga Champions masing-masing pada 2023 dan 2025.

Pada 2023, Inter Milan arahan Inzaghi takluk dari Man City. Sementara itu, pada final Liga Champions 2024-2025 yang digelar di Allianz Arena, Muenchen, 31 Mei silam, anak asuh Inzaghi dipermak PSG 0-5.

Inter besutan Simone Inzaghi pun mencatatkan sebuah rekor buruk. Mereka adalah tim yang menderita kekalahan dengan margin skor terbesar di sepanjang sejarah final Liga Champions.