KOMPAS.com - Di tengah derasnya gelombang semangat membenahi wajah sepak bola Indonesia, pengamat sepak bola Akmal Marhali turut menyampaikan pendapatnya.
Akmal Marhali menyampaikan hal tersebut sebagai salah satu narasumber dalam forum edukasi suporter bertajuk “Suporter Cerdas, Tim Berkualitas” di Hotel Ambhara Jakarta, Senin (4/8/2025).
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari program nasional Kemenpora RI bersama operator kompetisi I.League yang diluncurkan beberapa waktu lalu, sekaligus implementasi Pasal 55 UU No. 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan.
Baca juga: Super League 2025-2026 Berpotensi Dihadiri Suporter Tandang
Baginya, kegiatan ini lebih dari sekadar agenda resmi tetapi juga sebagai momen bersejarah yang dihadiri tokoh penting seperti Ketua Jakmania Diky Soemarno, Ketua Panpel Persija Ferry Indrasjarief, serta perwakilan dari Kemenpora, Kepolisian, hingga berbagai dinas di DKI Jakarta.
Selain itu, acara ini juga diharapkan menjadi titik awal rangkaian edukasi suporter sepak bola, penggerak utama roda industri olahraga.
Sebab tanpa mereka, event olahraga terutama sepak bola bisa kehilangan nilai jual dan atmosfernya. Karena itu, pengelolaan suporter secara positif dan strategis adalah investasi masa depan industri olahraga
“Acara ini menjadi tonggak penting dalam membangun peradaban baru sepak bola Indonesia,” kata pria yang biasa disapa Akmal itu kepada Kompas.com.
Baca juga: Insiden Pengeroyokan Suporter Usai Final Piala AFF U23 2025, 4 Orang Diamankan
Akmal tidak sekadar menyampaikan data atau analisis teknis tetapi menyisipkan nilai-nilai kemanusiaan, sesuatu yang sering terabaikan di tengah hiruk pikuk berlangsungnya sebuah pertandingan.
“Diharapkan kegiatan ini bisa jadi forum edukasi dan mediasi untuk bertukar pikiran dari arus bawah suporter sepak bola Indonesia menuju peradaban baru sepak bola nasional,” kata Akmal Marhali.
“Bahwa sepak bola adalah, bukan kuburan. Satu nyawa terlalu mahal untuk sepak bola. Mari kita ciptakan sepak bola masa depan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat (sepak bola) Indonesia!,” imbuhnya.
Baca juga: Agenda Timnas Indonesia Dipastikan Tak Ganggu Super League
Selanjutnya kegiatan ini juga menjadi ruang untuk menyuarakan aspirasi suporter secara langsung. Setelah Jakarta, forum edukasi suporter ini akan berlanjut ke kota-kota lain mulai dari Bandung, Makassar, Surabaya, hingga Ternate.
Sebuah perjalanan panjang untuk merajut kembali makna sejati menjadi suporter.
"Pendukung yang mencintai, bukan membenci; yang menyemangati, bukan menghakimi. Karena sepak bola seharusnya bukan tentang siapa yang menang, tapi bagaimana kita menang sebagai manusia," pungkas kordinator Save Our Soccer.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini