Ada kalanya dalam hidup kita berhenti sejenak dan bertanya: apakah aku sudah menjadi versi terbaik dari diriku sendiri? Pertanyaan sederhana itu sering kali muncul di tengah malam, saat dunia sunyi dan hanya suara pikiran yang terdengar.
Buku Better You: 80 Pelajaran dari Lika-Liku Luka Kehidupan terbitan Elex Media hadir seolah menjawab pertanyaan tersebut—bukan dengan jawaban instan, melainkan dengan panduan lembut untuk menuntun kita menemukan maknanya sendiri.
Sejak halaman pertama, buku ini terasa seperti percakapan hangat antara dua sahabat; tidak menggurui, tidak memaksa, tetapi pelan-pelan mengajak pembaca untuk menelusuri diri, menyadari luka lama, dan menumbuhkan harapan baru.
Isi Buku Better You: 80 Pelajaran dari Lika-Liku Luka Kehidupan
Buku Better You: 80 Pelajaran dari Lika-Liku Luka Kehidupan membicarakan perjalanan menjadi versi terbaik diri tanpa kehilangan keaslian kita sebagai manusia.
Ia bukan sekadar buku motivasi yang penuh slogan positif, melainkan karya reflektif yang mengajak pembacanya benar-benar menyelam ke dalam batin.
Penulisnya dengan jujur menuturkan bahwa menjadi “lebih baik” bukan berarti menjadi sempurna, melainkan belajar untuk memahami diri apa adanya—dengan segala kelebihan, kekurangan, dan masa lalu yang membentuk siapa kita hari ini.
Di setiap halaman, kita seperti menemukan potongan-potongan cermin kecil yang memperlihatkan bagian diri yang mungkin selama ini kita hindari.
Gaya bahasa penulis terasa jujur, tulus, dan mudah dicerna.
Ia menulis seolah berbicara dari hati ke hati, membuat pembaca merasa aman untuk mengakui kelemahan sendiri.
Tidak jarang pembaca akan menemukan diri mereka berhenti sejenak, menarik napas panjang, lalu tersenyum pahit karena merasa “ini tentang aku.”
Di sinilah kekuatan buku Better You—ia tidak menjual mimpi kosong tentang kebahagiaan, melainkan mengajarkan keberanian untuk menatap kenyataan, menerima diri, dan perlahan memperbaikinya dengan cara yang realistis.
Setiap bagian buku ini mengalir alami, membahas hal-hal yang akrab dalam keseharian: kelelahan mental, overthinking, rasa tidak percaya diri, hingga kecenderungan membandingkan diri dengan orang lain.
Penulis menggambarkan perasaan-perasaan itu dengan sangat manusiawi sehingga pembaca merasa dipahami.
Ia tidak hanya menjelaskan masalah, tetapi juga menawarkan langkah-langkah kecil yang bisa dilakukan untuk keluar dari lingkaran negatif itu—mulai dari melatih kesadaran diri, menulis jurnal refleksi, melakukan afirmasi positif, hingga belajar memaafkan masa lalu.
Tidak ada janji perubahan drastis; yang ada hanyalah ajakan untuk bergerak perlahan, namun pasti.
Kelebihan Buku Better You: 80 Pelajaran dari Lika-Liku Luka Kehidupan
Keindahan lain dari buku Better You terletak pada keseimbangan antara cerita pribadi, renungan filosofis, dan panduan praktis.
Buku ini seperti menuntun tangan pembaca untuk mengenali diri sendiri satu per satu lapisan: siapa aku, mengapa aku merasa tidak cukup, dan apa yang sebenarnya membuatku bahagia.
Penulis menekankan bahwa perubahan tidak terjadi karena tekanan dari luar, tetapi karena kesadaran dari dalam.
Ia mengingatkan bahwa setiap orang punya ritmenya sendiri, dan tidak perlu memaksa diri untuk berlari hanya karena orang lain sudah sampai lebih dulu.
Salah satu hal menarik dari buku ini adalah bagaimana ia memadukan teori pengembangan diri dengan nilai-nilai kemanusiaan dan spiritualitas ringan.
Penulis membicarakan tentang kekuatan pikiran, pentingnya rasa syukur, serta bagaimana energi positif bisa menarik hal baik dalam hidup.
Meski konsep seperti ini sering kali terdengar klise, dalam buku ini disajikan dengan cara yang lembut dan kontekstual, tanpa kesan mistis berlebihan.
Pembaca diajak untuk memahami bahwa “menjadi lebih baik” bukan hanya tentang sukses secara lahiriah, tapi juga tentang kedamaian batin yang sulit diukur.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Tata letak buku dan ilustrasinya juga patut diapresiasi.
Desain yang bersih, warna yang lembut, serta ilustrasi sederhana membuat proses membaca terasa ringan.
Hal ini memperkuat kesan bahwa Better You bukan hanya buku untuk dibaca sekali duduk, tetapi buku yang dapat terus dibaca setiap waktu.
Yang paling memikat adalah nada empati yang konsisten dari awal hingga akhir.
Penulis tidak pernah menempatkan dirinya sebagai sosok yang sudah “selesai”, melainkan seseorang yang juga sedang berproses.
Ia berbagi pengalaman, kegagalan, dan keraguan dengan jujur.
Kejujuran inilah yang membuat Better You terasa nyata—karena ia tidak memaksa pembaca untuk menjadi seseorang yang bukan dirinya.
Buku ini lebih seperti pelukan lembut di hari-hari ketika dunia terasa terlalu bising.
Meski begitu, pembaca dengan latar belakang logis atau akademis mungkin akan merasa beberapa bagian terlalu personal dan subjektif.
Tidak banyak data ilmiah yang disertakan karena fokus utamanya memang pada pengalaman batin dan refleksi.
Namun, bagi mereka yang mencari kedalaman emosional, pendekatan ini justru menjadi kekuatan.
Ia mengingatkan bahwa tidak semua hal dalam hidup perlu dijelaskan dengan teori; beberapa hal cukup dipahami dengan hati.
Di akhir buku, penulis menyampaikan pesan yang sederhana namun menohok: bahwa proses menjadi “lebih baik” bukan tentang berlari menuju kesempurnaan, melainkan tentang menerima perjalanan hidup dengan penuh kesadaran.
Kadang kita akan jatuh, kadang kita merasa kembali ke titik nol, tapi selama kita tidak berhenti mencoba, kita sudah selangkah lebih dekat dengan versi terbaik diri sendiri.
Pesan itu terasa relevan di era modern yang serba cepat, ketika banyak orang mengejar pencapaian tanpa pernah benar-benar memahami makna bahagia.
Membaca Better You seperti menyalakan lilin kecil di tengah gelap.
Ia mungkin tidak mengubah seluruh hidup kita dalam semalam, tapi cukup memberi cahaya agar kita bisa melihat langkah berikutnya.
Buku ini pantas dibaca siapa pun—remaja, pekerja muda, orang tua, siapa saja yang sedang merasa kehilangan arah atau sekadar ingin beristirahat sejenak dari tuntutan dunia.
Ia mengajarkan bahwa memperbaiki diri bukan berarti menjadi orang lain, melainkan menemukan kembali diri yang paling jujur, yang selama ini mungkin terlupakan.
Pada akhirnya, buku Better You bukan sekadar buku pengembangan diri, melainkan teman perjalanan.
Ia mengingatkan kita bahwa setiap luka adalah bagian dari pertumbuhan, setiap kegagalan menyimpan pelajaran, dan setiap hari baru membawa kesempatan untuk mulai lagi.
Setelah menutup halaman terakhirnya, pembaca akan merasakan sesuatu yang hangat di dada, bukan euforia sesaat, tapi rasa tenang—sebuah keyakinan lembut bahwa, perlahan tapi pasti, kita memang bisa menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.
Buku Better You: 80 Pelajaran dari Lika-Liku Luka Kehidupan bisa kamu dapatkan di Gramedia.com dan Gramedia Digital.