Buku The Donkey Principle Kita umumnya mendengar atau memiliki persepsi yang kurang baik tentang keledai.
Hewan ini sering kali dianggap bodoh, liar, dan pemalas.
Bahkan, kita pun sering menjadikan keledai sebagai ungkapan belaka: hanya keledai yang akan selalu jatuh ke lubang yang sama.
Tanpa sadar, kita terbiasa menganggap keledai sebagai hewan yang sangat bodoh atau bebal karena ia tidak mau belajar dari pengalaman.
Namun, apakah ungkapan itu benar-benar tepat untuk menggambarkan keledai? Apakah citra keledai sedemikian buruk? Bayangkan jika yang terjadi justru sebaliknya.
Ternyata melalui keledai seseorang justru bisa menimba banyak keutamaan-keutamaan hidup.
Apakah itu mungkin?
Rachel Anne Ridge menulis buku yang unik tetapi penuh makna.
Bukunya berjudul The Donkey Principle.
Rachel mungkin adalah salah satu orang yang akan mengubah persepsi kita tentang keledai.
Ia meyakini bahwa keledai justru mengajari tentang menguasai diri di tengah-tengah kehidupan modern.
Ketika orang-orang berlomba-lomba menjadi “kuda pacu”, Rachel menawarkan gaya hidup sebagai “keledai yang bahagia”.
Rachel dalam bukunya, The Donkey Principle, mengusulkan sebuah cara pandang yang radikal terhadap kehidupan modern: kita tidak perlu menjadi yang tercepat, terglamor, atau paling menonjol untuk mengalami hidup yang bermakna.
Lewat metafora keledai—hewan yang sering dianggap lamban, membosankan, dan kurang cemerlang dibanding kuda pacu—Rachel membalikkan narasi budaya kita tentang sukses.
Ia membuktikan, lewat pengalaman hidupnya sendiri dan kisah keledai-keledainya, bahwa hidup yang utuh dan tahan lama justru lahir dari kesetiaan, kekuatan dalam keterbatasan, dan kesediaan untuk berjalan perlahan tapi pasti.
Dengan memadukan narasi pribadi, refleksi spiritual, dan kisah-kisah nyata dari sejarah, literatur, dan pengalaman orang lain, Rachel menulis sebuah buku yang hangat, membumi, dan sangat relevan untuk siapa pun yang pernah merasa “biasa saja” dalam dunia yang menuntut keistimewaan.
Buku ini dibingkai oleh prinsip GOLD.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Prinsip GOLD adalah singkatan dari empat langkah utama: Give Yourself Permission; Own Your Story; Lean Into Your Unique Strengths; dan Deliver Your Work.
Dalam bagian pertama, “Beri Dirimu Izin”, Rachel menekankan pentingnya membuka diri terhadap keingintahuan, keberanian untuk berkata “mengapa tidak?”, dan membayangkan hidup tanpa dikekang oleh ekspektasi atau ketakutan gagal.
Ia menggunakan kisah lucu tapi reflektif tentang dua keledainya yang kabur dari kandang sebagai metafora tentang hidup yang terbuka terhadap kemungkinan dan kebebasan imajinasi.
Lalu dalam bagian “Akui Kisahmu”, Rachel menuntun pembaca untuk berdamai dengan masa lalu mereka, termasuk luka, rasa malu, dan perasaan tidak cukup.
Dengan kelembutan, ia mengajak kita menghargai kisah kita apa adanya, tanpa membandingkannya dengan biografi orang lain yang tampak lebih “berkilau”.
Bagian “Bersandarlah pada Kekuatan Unikmu” mengingatkan bahwa kita semua punya kemampuan khas yang tidak harus spektakuler, tapi jika digali dan dipakai dengan setia, dapat berdampak besar.
Di sinilah keledai menjadi simbol utama: makhluk yang mampu memikul beban berat, menempuh jalan berbatu, dan bertahan hidup di tengah padang kering.
Rachel menunjukkan bahwa dalam hidup dan pekerjaan, bukan kecepatan atau gaya yang menentukan keberhasilan jangka panjang, tetapi ketahanan, kesetiaan, dan keaslian.
Ia mengangkat kisah keledai pustaka dari Kolombia (Biblioburro), keledai Brighty dari Grand Canyon, dan lomba keledai pegunungan di Colorado, untuk menunjukkan bahwa kekuatan sering muncul dari bentuk-bentuk yang sederhana, lambat, bahkan diremehkan.
Pada bagian terakhir, “Tuntaskan Pekerjaanmu”, Rachel membahas pentingnya konsistensi, ritme hidup yang sehat, dan keberanian untuk menyelesaikan panggilan kita, meski tanpa sorotan, pengakuan, atau tepuk tangan.
Ia mengajak pembaca untuk menjadwalkan impian, bukan hanya bermimpi, serta membentuk rutinitas yang menopang visi hidup.
Rachel berbagi bahwa keledai seperti Flash dan Henry mengajarkannya untuk tetap melangkah meski dalam kondisi sulit.
Di akhir buku, ia menyimpulkan bahwa hidup yang berarti bukanlah tentang siapa yang tercepat tiba di garis akhir, tapi siapa yang setia menempuh jalan, dengan lembut, penuh rasa ingin tahu, dan tetap teguh.
Dengan narasi yang jujur, penuh kehangatan dan kearifan yang tidak menggurui, The Donkey Principle menjadi semacam manifestasi spiritual dan praktis untuk semua orang yang ingin hidup autentik di tengah tuntutan dunia yang serba cepat.
Buku ini sangat cocok untuk pembaca yang sedang lelah dengan budaya “saling membandingkan”, pencapaian kosong, atau perfeksionisme yang membelenggu.
Rachel Ridge menulis bukan dari menara gading, tapi dari padang rumput tempat ia hidup bersama keledainya, tempat pelajaran kehidupan ditemukan dalam langkah kaki yang pelan tetapi penuh makna.
Buku ini tidak hanya membebaskan, tapi juga membekali: “menjadi keledai” adalah jalan hidup yang layak ditempuh dan layak dirayakan.
Dapatkan bukunya di Gramedia.com.