Cowok Posesif Memiliki pacar yang perhatian memang terasa menyenangkan, tapi kalau perhatiannya berubah jadi pengawasan terus-menerus, itu bisa jadi tanda posesif yang harus diwaspadai.
Cowok posesif terlihat seperti orang yang sangat mencintaimu, padahal di balik sikap itu bisa tersembunyi tanda-tanda keinginan untuk mengontrol hidupmu.
Sikap posesif ini sering kali muncul dari rasa takut kehilangan yang berlebihan dan kurangnya rasa percaya dalam hubungan.
Dalam banyak kasus, cowok posesif merasa harus terus mengawasi pasangannya karena menganggap dirinya paling tahu apa yang terbaik.
Meskipun terlihat seperti bentuk cinta atau perhatian, posesif justru bisa jadi tanda hubungan yang tidak sehat.
Mereka mungkin akan membatasi kamu bergaul, mengecek ponselmu, atau curiga sama setiap aktivitas yang kamu lakukan tanpa dia.
Sikap ini bisa membuat kamu merasa tertekan, kehilangan ruang pribadi, bahkan sampai menjauh dari orang-orang terdekat.
Namun sayangnya, masih banyak yang tidak sadar akan sikap ini karena merasa sedang bersama pasangan yang menyayangi dan mencintai sepenuh hati.
Lalu, bagaimana mengenali cowok yang posesif? Berikut ciri-ciri yang wajib kamu tahu dan waspadai.
Cowok posesif bisa langsung marah atau curiga hanya karena kamu ngobrol dengan teman lawan jenis, meskipun konteksnya biasa saja.
Sikap berlebihan ini sering digunakan dengan alasan sayang, padahal sebenarnya itu bentuk kontrol terhadap dirimu.
Alih-alih mendukung kebebasanmu, dia malah mengatur bagaimana kamu berpakaian atau dengan siapa kamu boleh bergaul.
Dia bahkan tidak segan untuk memasuki ruang privasimu, seperti ponsel, media sosial, hingga email dengan dalih ingin memastikan kamu setia.
Padahal, tindakan ini jelas melanggar privasi dan menandakan kurangnya rasa percaya.
Cowok posesif akan marah dan kecewa berlebihan kalau kamu tidak langsung membalas pesan atau teleponnya.
Baginya, itu berarti kamu dianggap sudah tidak peduli lagi.
Cowok posesif biasanya selalu ingin tahu keberadaanmu, bersama siapa, dan sedang melakukan apa, bahkan tanpa alasan yang jelas.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Cowok posesif sering kali memutarbalikkan keadaan agar kamu merasa bersalah, bahkan ketika kamu tidak melakukan kesalahan apapun.
Cowok posesif sering merasa terancam kalau kamu terlalu mandiri atau punya pencapaian sendiri.
Dia takut kamu jadi semakin kuat dan akhirnya meninggalkannya sehingga dia akan menahan atau meremehkan usaha-usahamu.
Kamu mulai meragukan diri sendiri karena terus menerus dikontrol, dianggap salah, dan tidak cukup baik yang akhirnya membuat kamu merasa tidak mampu mengambil keputusan sendiri.
Akibat kontrol berlebihan dalam cara bergaulmu, lama kelamaan kamu akan menjauh dari lingkungan sosialmu, dari teman atau keluarga karena dia tidak suka kamu dekat dengan orang lain.
Kamu akan mulai merasa sulit keluar dari hubungan karena takut, terintimidasi, atau merasa bersalah.
Tanpa sadar, kamu juga jadi tergantung secara emosional padanya meskipun tahu hubungan itu tidak sehat.
Hubungan yang penuh drama dan kecemasan ini bisa membuat kamu overthinking bahkan sampai burnout.
Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berdampak pada kesehatan fisik dan mental.
Kamu cenderung menomorsatukan dia dan mengorbankan kebahagiaan atau impianmu sendiri.
Memahami ciri cowok posesif sejak awal akan membantumu mengambil sikap yang tepat sebelum terjebak lebih jauh.
Kalau kamu merasa terus dikekang, tidak punya ruang untuk berkembang, atau bahkan kehilangan jati diri, itu bisa jadi tanda bahwa hubunganmu sudah masuk ke ranah yang tidak sehat.
Menghadapi cowok posesif bukan berarti kamu harus langsung memutuskan hubungan, tapi kamu perlu bijak dalam menilai situasi dan tahu kapan harus memperjuangkan atau melepaskan.
Ingat, kamu layak mendapatkan hubungan yang sehat, saling percaya, dan bisa tumbuh bersama tanpa tekanan dan rasa takut.
Buku Toxic Relationship Free: Ketika Hubungan Meracuni Masa Depan, Apa yang Harus Dilakukan? bisa jadi buku bacaan yang tepat untuk kamu yang ingin memahami lebih dalam tentang hubungan tidak sehat dan bagaimana cara melepaskan diri darinya.
Ditulis dengan bahasa yang ringan, buku ini membantumu mengenali tanda-tanda toxic pada hubungan dan bagaimana keluar dari situasi ini.
Selain itu, di akhir buku juga terdapat lembar self-assessment yang membantumu menilai kondisi hubunganmu sendiri.
Dapatkan segera buku Toxic Relationship Free di Gramedia.com atau Gramedia Digital untuk versi digitalnya.