Buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Porak-poranda karena Perasaan Pernahkah kamu merasa hatimu begitu rapuh hingga hampir hancur karena perasaan yang tak terkendali? Rasa kecewa, kehilangan, dan luka batin seakan membuat dunia runtuh di depan mata.
Buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Porak-poranda karena Perasaan hadir sebagai jawaban, menemani langkahmu di tengah rasa sakit, sekaligus mengingatkan bahwa di balik keterpurukan selalu ada Tuhan yang meneguhkan.
Ada kalanya perasaan justru menjadi ujian paling berat dalam hidup manusia.
Kita bisa bekerja keras menghadapi masalah, tetapi ketika hati yang dilukai, rasanya jauh lebih sulit untuk pulih.
Kita mencintai, tapi tak dibalas.
Kita berusaha melupakan, tapi bayangannya terus menghantui.
Kita ingin sembuh, tapi justru semakin hancur di dalam.
Luka yang datang dari perasaan sering kali lebih menyakitkan daripada luka fisik karena ia mengoyak hati, mengguncang logika, bahkan menjauhkan diri dari Tuhan.
Buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Porak-poranda karena Perasaan ditulis untuk orang-orang yang sedang berjuang dengan luka batin.
Ia tidak hanya berbicara tentang rasa sakit, tapi juga tentang perjalanan panjang memahami emosi yang mengacaukan diri.
Bagi siapa pun yang pernah tenggelam dalam harapan yang patah, terseret dalam kenangan yang menyesakkan, atau merasa porak-poranda karena perasaan yang tak terbalas, buku ini bisa menjadi ruang aman untuk kembali menata hati.
Keistimewaan buku ini ada pada gaya bahasanya yang reflektif dan menyentuh.
Setiap kalimat seolah mengerti isi hati pembaca, seakan berbicara langsung kepada orang-orang yang sedang kehilangan arah.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Buku ini tidak memberi jawaban instan atas luka, tetapi hadir sebagai teman perjalanan yang menemani, menguatkan, dan membisikkan bahwa luka sebesar apa pun tetap bisa dihadapi dengan hati yang belajar merelakan.
Buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Porak-poranda karena Perasaan juga mengingatkan bahwa dalam setiap rasa sakit, selalu ada arah pulang.
Pulang kepada diri sendiri, pulang kepada harapan, dan yang terpenting pulang kepada Allah.
Bahwa perasaan manusia memang rapuh, tetapi rahmat-Nya tak pernah rapuh.
Bahwa cinta manusia sering mengecewakan, tetapi cinta Tuhan tak pernah meninggalkan.
Membaca buku ini akan membuat kita lebih jujur pada diri sendiri.
Bahwa menangis bukanlah kelemahan, melainkan bagian dari proses penyembuhan.
Bahwa kecewa adalah wajar, tetapi jangan sampai membiarkannya menjauhkan kita dari Tuhan.
Buku ini mengajarkan seni menerima.
Buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Porak-poranda karena Perasaan adalah buku yang bukan hanya layak dibaca, tapi juga dirasakan.
Ia menjadi pengingat bahwa di balik setiap hati yang porak-poranda, ada kekuatan yang menunggu untuk lahir kembali.
Dan di balik setiap tangisan yang jatuh, ada doa yang sampai kepada Tuhan.
Untuk mengetahui lebih lanjut isi buku Maaf Tuhan, Aku Hampir Porak-poranda karena Perasaan, kamu dapat membelinya di Gramedia.com.