Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) pada Rabu (27/8/2025) merilis laporan awal mengenai kejadian tersebut.
Menurut laporan, pesawat B-52 hanya berjarak sepertiga mil dari pesawat kecil jenis Piper, setelah berpapasan sangat dekat dengan Delta Flight 3788 yang membawa 80 penumpang.
Ketika pesawat komersial Delta hendak mendarat, arahan dari menara pengawas dinilai membingungkan. Akibatnya, pilot Delta harus melakukan manuver tajam secara mendadak untuk menghindari tabrakan.
“Maaf atas manuver agresif tadi. Itu juga mengejutkan saya. Ini sama sekali tidak normal. Saya tidak tahu kenapa kami tidak diberi peringatan sebelumnya,” kata pilot Delta dalam pengumuman kabin, sebagaimana terdengar dalam video yang direkam penumpang dan tersebar di media sosial.
Salah satu penumpang, Monica Green, mengaku merasa seperti sedang menaiki wahana ekstrem.
“Rasanya seperti berputar tajam di roller coaster. Kekuatan dorongnya membuat saya tetap menempel di kursi, tetapi saat menoleh ke luar jendela, saya melihat langsung ke rumput, bukan ke cakrawala,” ujarnya.
Setelah itu, pesawat militer tersebut melanjutkan penerbangan menuju Pangkalan Udara Minot, markas 26 unit B-52 Stratofortress.
NTSB mencatat bahwa sejumlah komunikasi dari pengawas lalu lintas udara pada saat itu terdengar membingungkan.
Dalam transkrip, disebutkan bahwa petugas menara sempat salah menyebut call sign pesawat B-52 ketika seharusnya memberi instruksi kepada Delta Airlines.
“Ada banyak hal yang terjadi hampir bersamaan, dan pengawas itu tidak benar-benar menguasai situasi,” kata Jeff Guzzetti, mantan penyelidik kecelakaan pesawat di NTSB dan FAA, yang kini bekerja sebagai konsultan keselamatan penerbangan.
Sorotan terhadap keamanan bandara
Bandara Minot diketahui hanya menangani 18 hingga 24 penerbangan per hari. Namun, pada saat kejadian, tiga pesawat berada di wilayah udara yang sama hampir secara bersamaan.
Bandara ini tidak memiliki radar pengawasan sendiri dan hanya dioperasikan oleh satu petugas menara kontrak, yang bekerja sama dengan pusat radar regional FAA di Rapid City, Dakota Selatan.
Meski seluruh pesawat berhasil mendarat dengan selamat, dua insiden nyaris tabrakan tersebut memunculkan kekhawatiran baru soal sistem keselamatan penerbangan di AS.
Terlebih, beberapa bulan sebelumnya, kecelakaan besar di Washington DC pada Januari 2025 menewaskan 67 orang dan menjadi pengingat akan pentingnya reformasi pengawasan lalu lintas udara.
NTSB menyebutkan bahwa laporan akhir mengenai penyebab pasti insiden di Dakota Utara ini baru akan dirilis tahun depan.
https://internasional.kompas.com/read/2025/08/30/183000070/arahan-membingungkan-jet-bomber-b-52-nyaris-tabrak-2-pesawat-sipil