Salin Artikel

Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang

Menurut laporan yang dirilis pekan ini, insiden terjadi usai pilot melakukan kontak darurat dengan tim teknisi dari Lockheed Martin—produsen F-35—selama hampir 50 menit, tetapi upaya mengatasi masalah tidak membuahkan hasil.

Sang pilot akhirnya menyelamatkan diri dengan kursi pelontar dan mengalami luka ringan.

Laporan investigasi menyebutkan bahwa masalah muncul tak lama setelah lepas landas. Roda pendaratan depan pesawat gagal tertarik sepenuhnya, dan ketika diturunkan kembali, posisinya justru terkunci dalam kondisi miring ke kiri.

Pilot sempat mencoba sejumlah prosedur darurat sebelum menghubungi lima teknisi dari Lockheed Martin. Mereka terdiri dari pakar perangkat lunak, insinyur keselamatan penerbangan, serta tiga spesialis sistem roda pendaratan.

Selama panggilan tersebut, pilot juga mencoba dua kali melakukan manuver touch and go, yakni menyentuhkan roda ke landasan dengan harapan roda yang macet bisa kembali sejajar. Namun, kedua upaya itu gagal.

“Pada titik itu, sensor F-35 menunjukkan pesawat berada di darat, sehingga sistem komputer otomatis beralih ke mode operasi darat,” demikian bunyi laporan investigasi dari Angkatan Udara AS, dikutip dari CNN.

Laporan penyelidikan juga mengungkap bahwa Lockheed Martin sebenarnya telah merilis panduan perawatan terkait potensi masalah sensor F-35 dalam kondisi cuaca ekstrem pada April 2024.

Dokumen tersebut menyebutkan bahwa suhu rendah bisa menyebabkan malfungsi sistem, termasuk kesalahan interpretasi sensor oleh komputer pesawat.

Saat kejadian, suhu tercatat -18° Celsius. Dewan investigasi menilai, bila tim teknisi dalam panggilan tersebut merujuk pada panduan 2024 itu, mereka kemungkinan besar akan menyarankan pendaratan darurat penuh atau prosedur pelontaran terkendali sejak awal, alih-alih menyarankan percobaan touch and go kedua.

Angkatan Udara AS menyimpulkan bahwa insiden ini tidak semata disebabkan oleh kerusakan sistem, tetapi juga kesalahan dalam pengambilan keputusan saat krisis.

“Keputusan kru, termasuk mereka yang terlibat dalam panggilan konferensi saat penerbangan, kurangnya pengawasan dalam program material berbahaya, serta prosedur perawatan hidrolik yang tidak dijalankan dengan benar, semuanya berkontribusi pada kecelakaan,” demikian pernyataan Accident Investigation Board Angkatan Udara.

Hingga kini, pihak Lockheed Martin menolak memberikan komentar lebih lanjut terkait hasil investigasi tersebut, dan mengarahkan semua pertanyaan kepada pihak Angkatan Udara.

https://internasional.kompas.com/read/2025/08/30/194706770/jet-tempur-seharga-rp-3-t-jatuh-pilot-telepon-5-teknisi-saat-terbang

Terkini Lainnya

Bagikan artikel ini melalui
Oke